ilustras mobil kebanjiran (pexels.com/Dibakar Roy)
Saat terendam air banjir, ada banyak komponen dan mesin mobil yang mengalami kerusakan. Kerusakan yang dialami juga muncul dalam berbagai bentuk. Nah, berikut beberapa di antaranya:
Sistem kelistrikan terdiri atas komponen yang sangat senstitif terhadap air, contohnya kabel yang saling terhubung pada tiap komponen mobil. Alhasil, saat terendam banjir komponen kelistrikan bisa mengalami kerusakan. Jika beruntung, mungkin masih ada beberapa komponen yang bisa digunakan tanpa perlu diperbaiki. Namun, kalau apes semua kelistrikan pada mobil bisa jadi tidak selamat alias mati total.
Paparan air dalam waktu lama dapat membuat elemen bermaterial besi pada mobil mengalami karat. Biasanya, karat akan muncul di baut, bodi, kaki-kaki, sasis, engsel, mesin, hingga kerangka mobil. Awalnya, karat tak akan berpengaruh banyak terhadap performa mobil. Namun, dalam jangka panjang karat bisa menyebar dan membuat struktur mobil menjadi rapuh.
Mobil memiliki komponen yang lembut, misalnya pada jok atau kursinya. Nah, air yang merendam mobil saat terjadi banjir bisa merembes ke dalam semua komponen tersebut. Rembesan tersebut bisa merusak, menimbulkan bau, bahkan mampu menghantarkan bakteri dan kuman yang berbahaya bagi penumpang.
Tak hanya kerusakan di mesin atau eksterior luar, interior di bagian dalam mobil juga rawan. Kerusakan pada interior mencakup beberapa hal, seperti karet pada seat belt kendur, jok basah, setir seret, lampu tak mau hidup, hingga display yang tidak mau menyala.
Setelah tenggelam akibat banjir, air bisa tercampur dengan oli mobil. Nah, hal tersebut bisa mengganggu kinerja mobil, membuat akselerasi kurang maksimal, menurunkan performa, dan membuat bunyi mesin makin kasar. Namun, di luar itu, bunyi kasar pada mobil juga bisa dipicu oleh kerusakan bearing fan belt dan kompresor AC yang juga terganggu akibat air banjir.