Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pkarantzias.gr

Ilmuwan baru-baru ini mengklaim telah menemukan material baru untuk baterai mobil listrik dan smartphone di masa depan. Material tersebut didapatkan dari magma vulkanik, yakni Yellowstone. Batuan kuning ini mengandung reservoir lithium dalam jumlah yang sangat besar. Mengingat stok bahan baterai saat ini yang semakin menipis, Yellowstone digadang-gadang bisa menjadi solusi yang dimanfaatkan untuk pembuatan baterai dalam jumlah massal.

Default Image IDN

Newsweek, (21/8), menjelaskan bahwa lithium mereupakan logam putih lembut yang pertama kali ditemukan pada tahun 1817 oleh Johan August Arfvedson. Logam ini telah banyak digunakan di bidang manufaktur, khususnya produksi baterai isi ulang untuk ponsel, laptop, kamera dan kendaraan. Logam ini juga sering dipakai untuk perawatan psikiatri dan menghasilkan senjata nuklir.

Sumber besar lithium di dunia saat ini berasal dari Australia dan Cile. Mereka umumnya diekstrak dari air asin, pegmatites (batuan beku) dan batuan sedimen. Sayangnya, kesemua bahan mentah tersebut adalah sumber daya yang terbatas. Hal ini terbalik dengan permintaan konsumen yang kian meningkat terhadap logam berharga tersebut. Terlebih lagi di masa depan, pengembangan mobil listrik diprediksi akan menghabiskan cukup banyak lithium.

Dari sinilah Yellowstone lahir sebagai bahan pengganti lithium.

Default Image IDN

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Communications, para ilmuwan dari Universitas Stanford Ameerika Serikat telah menemukan material baru untuk lithium di gunung berapi Amerika, yakni Danau Kawah, Long Valley dan Caldera Valles. Lokasi ini dipercaya mampu menghasilkan letusan besar sekitar 1.000 kali lebih banyak dari rata-rata gunung berapi lain.

Saat gunung berapi ini meletus, mereka menghasilkan sejumlah material yang mirip cekungan yang dikenal dengan Yellowstone. Dari sinilah material yang berasal dari magma tersebut dipercaya kaya akan lithium. Sejumlah sampel telah diambil oleh tim peneliti dan mereka melihat potensi untuk menampung sejumlah besar tanah liat yang kaya litium dalam batu tersebut.

Tidak perlu khawatir lagi pasokan lithium akan berkurang.

Editorial Team

EditorRizal

Tonton lebih seru di