Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi eksterior Daihatsu Gran Max (astradaihatsu-surabaya.com)
ilustrasi eksterior Daihatsu Gran Max (astradaihatsu-surabaya.com)

Intinya sih...

  • Status hukum dan klasifikasi kendaraanSecara pabrikan, blind van termasuk “mobil barang”. STNK biasanya mencantumkan jenis kendaraan sebagai barang, bukan penumpang. Status ini menentukan fungsi utama: mengangkut muatan, bukan orang.

  • Modifikasi kursi dan konsekuensi administrasiBanyak pemilik tergoda memasang bangku baris kedua lengkap dengan jok lipat. Langkah aman mensyaratkan pemasangan kursi berjangkar kuat, sabuk pengaman, titik jangkar yang sesuai, serta tambahan jendela untuk visibilitas dan ventilasi.

  • Aspek keselamatan dan rekomendasi praktisKabin belakang blind van tidak dirancang dengan perlindungan penumpang setara min

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang melirik blind van, seperti Daihatsu Gran Max Blindvan, karena bodinya ringkas, kabin lega, dan biaya operasionalnya hemat. Itu sebabnya mobil ini banyak digunakan untuk keperluan niaga. Tapi beberapa orang mungkin berpikir untuk menjadikan Daihatsu Gran Max Blindvan sebagai mobil penumpang.

Pertanyannya, bolehkah mobil blindvan dipakai untuk mengangkut penumpang atau hukumnya khusus untuk niaga saja? Jawabannya, ada pada status kendaraan di STNK, standar keselamatan bawaan pabrik, serta konsekuensi administratif ketika pemilik mengubah fungsi.

Kalau kamu melihat brosurnya, biasanya mobil blind van ditujukan sebagai kendaraan barang. Panel samping tanpa kaca memaksimalkan ruang muat, lantai rata memudahkan bongkar muat, dan fitur keselamatan fokus pada pengemudi serta penumpang depan. Karena itu, sebelum menjadikannya kendaraan serbaguna, pemilik perlu memahami aturan main agar tidak tersandung tilang atau urusan klaim asuransi.

1. Status hukum dan klasifikasi kendaraan

Daihatsu Gran Max Blindvan (astra-daihatsu.id)

Secara pabrikan, blind van termasuk “mobil barang”. STNK biasanya mencantumkan jenis kendaraan sebagai barang, bukan penumpang. Status ini menentukan fungsi utama: mengangkut muatan, bukan orang. Mengangkut kru kerja dalam jumlah terbatas masih masuk akal selama duduk di bangku depan yang dilengkapi sabuk keselamatan.

Namun membawa orang di ruang kargo tanpa kursi dan sabuk pengaman bertentangan dengan prinsip keselamatan dan dapat berujung sanksi di jalan. Jika kamu ingin ruang belakang legal dipakai penumpang, status kendaraan harus berubah menjadi penumpang melalui proses resmi, bukan sekadar menaruh bangku tambahan.

2. Modifikasi kursi dan konsekuensi administrasi

ilustrasi interior Daihatsu Gran Max (commons.wikimedia.org)

Banyak pemilik tergoda memasang bangku baris kedua lengkap dengan jok lipat. Di atas kertas, modifikasi ini termasuk perubahan bentuk. Langkah aman mensyaratkan pemasangan kursi berjangkar kuat, sabuk pengaman, titik jangkar yang sesuai, serta tambahan jendela untuk visibilitas dan ventilasi.

Setelah itu, kendaraan perlu melalui pemeriksaan teknis, dilanjut registrasi perubahan data di kepolisian dan pembaruan dokumen. Tanpa prosedur ini, mobil tetap tercatat sebagai barang meski sudah berbangku. Dampaknya bisa merembet: polisi dapat menindak karena fungsi tidak sesuai dokumen, dan perusahaan asuransi berpotensi menolak klaim jika insiden melibatkan penumpang di kabin belakang yang tidak semestinya.

3. Aspek keselamatan dan rekomendasi praktis

Daihatsu Gran Max (PT Astra Daihatsu Motor)

Di luar urusan dokumen, keselamatan harus jadi prioritas. Kabin belakang blind van tidak dirancang dengan perlindungan penumpang setara minibus: tidak ada sabuk bawaan, tidak ada titik jangkar ISOFIX, jalur evakuasi terbatas, dan area samping tanpa kaca membatasi pandangan.

Jika rutinitasmu menuntut angkut orang secara reguler, pilihan paling aman ialah membeli varian penumpang seperti Gran Max Minibus atau MPV sekelasnya. Jika tetap ingin fleksibilitas cargo–crew, lakukan konversi legal, pasang kursi dan sabuk sesuai standar, tambahkan jendela dan ventilasi, lalu urus perubahan data agar status kendaraan sejalan dengan fungsi. Untuk kebutuhan niaga murni, pertahankan format blind van, pasang sekat kargo, dan ikat muatan agar tidak bergerak saat pengereman.

Kesimpulannya, blind van pada dasarnya kendaraan niaga. Pemakaian untuk penumpang boleh-boleh saja jika pemilik menempuh konversi yang benar dan memperbarui status di dokumen. Tanpa itu, mengangkut orang di ruang kargo bukan hanya berisiko kena sanksi, tetapi juga membahayakan keselamatan. Pilih jalur yang sesuai kebutuhan: tetap sebagai kendaraan barang untuk urusan usaha, atau ubah secara legal dan aman jika ingin berfungsi sebagai pengangkut penumpang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team