Ciri Khas Transmisi Matik Bermasalah, Jangan Abaikan!

Transmisi automatik atau matik memang memanjakan pengemudi. Sebab jenis transmisi ini membuat pengemudi gak harus lagi memainkan pedal kopling untuk memindahkan gigi. Bahkan kaki kiri pengemudi bisa beristirahat total selama berkendara.
Tapi sayangnya transmisi matik tidak sekuat transmisi manual. Lebih sayangnya lagi, biaya perbaikan transmisi matik berlipat-lipat kali lebih mahal dibandingkan transmisi manual. Karena itu, kalau kamu punya mobil matik, sebaiknya disayang-sayang dan dirawat yang benar, ya.
Berikut lima gejala transmisi matik bermasalah yang harus kamu waspadai. Kalau kamu sedang mencari mobil matik bekas, waspadai gejala-gejala ini biar gak tekor di kemudian hari.
1. Perpindahan gigi terasa kasar, sering kali ada hentakan
Salah satu tanda awal dari masalah pada transmisi mobil matik adalah ketika perpindahan gigi terasa tidak halus. Pengemudi mungkin merasakan hentakan atau jeda ketika transmisi berpindah gigi, baik saat akselerasi maupun saat deselerasi.
Gejala ini bisa disebabkan oleh oli transmisi yang kotor atau mulai habis. Oli transmisi yang kotor tidak dapat memberikan pelumasan yang optimal, sehingga perpindahan gigi terasa kasar. Selain itu, kerusakan pada solenoid transmisi, yang bertugas mengatur aliran cairan ke transmisi, juga dapat menjadi penyebab perpindahan gigi yang tidak lancar.
2. Mesin menggerung tapi akselerasi lemot
Gejala lain transmisi mulai bermasalah adalah suara mesin yang menggerung keras saat pedal gas diinjak, tetapi kecepatan kendaraan tidak bertambah. Ini menunjukkan kalau tenaga mesin tidak sepenuhnya disalurkan ke roda kendaraan.
Masalah kemungkinan disebabkan oleh kopling di dalam transmisi yang sudah aus, sehingga tidak dapat mentransfer tenaga dengan baik. Selain itu tekanan oli transmisi yang tidak mencukupi juga bisa menyebabkan gejala serupa, karena oli berperan penting dalam pengoperasian kopling dan komponen lainnya.
3. Tuas persneling sulit digeser
Kalau tuas transmisi sulit digeser atau dipindahkan ke posisi tertentu, seperti dari "P" (Park) ke "D" (Drive) atau "N" (Netral), ini menandakan ada masalah pada sistem transmisi. Biasanya masalah ini diakibatkan oleh kerusakan pada mekanisme shift lock, sistem hidrolik yang kurang optimal, atau kabel transmisi yang mengalami kerusakan.
4. Oli transmisi bocor
Jika kamu melihat rembesan atau tetesan oli berwarna merah muda atau coklat gelap di bawah mobil, kemungkinan besar itu adalah oli transmisi yang bocor. Kebocoran ini tidak boleh diabaikan, karena oli transmisi yang berkurang dapat menyebabkan berbagai masalah pada kinerja transmisi.
Ada beberapa penyebab kebocoran oli transmisi, namun biasanya kebocoran disebabkan oleh seal atau gasket transmisi yang getas karena terpapar panas dan usia. Selain itu baut pada wadah oli transmisi yang longgar juga dapat menyebabkan kebocoran. Kalau ini terjadi, sebaiknya segera diatasi. Sebab kebocoran oli yang dibiarkan terlalu lama dapat berpotensi merusak komponen dalam transmisi.
5. Mobil gak bisa jalan sama sekali
Gejala paling parah dari transmisi yang rusak adalah mobil tidak mau berjalan sama sekali meski pedal gas telah diijak dan tuas transmisi telah digeser ke posisi "D" (Drive) atau "R" (Reverse). Gejala ini menunjukkan adanya gangguan yang signifikan pada transmisi.
Biasanya masalah ini disebabkan oleh kerusakan pada torque converter, komponen yang bertanggung jawab menghubungkan mesin dan transmisi. Oli transmisi yang habis atau adanya kerusakan pada komponen internal transmisi juga bisa menyebabkan kendaraan tidak dapat bergerak.
Umunya solusi dari masalah ini hanya satu, yakni perbaikan menyeluruh pada sistem transmisi. Untuk itu kamu membutuhkan dana sekitar Rp7-Rp12 jutaan, tergantung pada jenis transmisi matik dan mobilmu.