Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kelemahan Transmisi CVT, Tarikan Kurang Nendang!

ilustrasi mengemudikan mobil (unsplash.com/Samuele Errico Piccarini)
ilustrasi mengemudikan mobil (unsplash.com/Samuele Errico Piccarini)

Transmisi Continuously Variable Transmission (CVT) memang menawarkan beberapa keunggulan, seperti tarikan mesin halus dan konsumsi bensin yang sangat efisien. Karena itu banyak pabrikan kemudian memproduksi mobil dengan transmisi CVT. Saat ini sebagian besar mobil matik yang beredar menggunakan transmisi CVT.

Hanya saja, meski memiliki banyak keunggulan, namun CVT ternyata juga punya beberapa kekurangan. Nah, berikut kekurangan-kekurangan transmisi CVT yang harus kamu ketahui sebelum membeli mobil matik.

1. Tarikan kurang responsif

Xiaomi SU7 Ultra (mi.com)
Xiaomi SU7 Ultra (mi.com)

CVT tidak memiliki gigi tetap, sehingga pengemudi tidak merasakan perpindahan gigi yang nyata seperti pada transmisi manual atau otomatis konvensional. Ini membuat CVT memberikan pengalaman berkendara yang lebih linear dan halus, tetapi kurang memberikan "feel" sporty yang disukai oleh sebagian pengemudi.

Banyak pengemudi yang menyukai akselerasi cepat dan perpindahan gigi yang terasa mungkin merasa kurang puas dengan performa CVT. Menurut mereka naik mobil CVT terasa begitu membosankan. Hal ini bisa dipahami karena transmisi CVT awalnya dirancang untuk memberikan kenyamanan bagi pengemudi dan penumpang. 

2. Gak bisa mengangkut beban berat

Ilustrasi truk (insurancehub.com)
Ilustrasi truk (insurancehub.com)

Transmisi CVT didesain untuk mobil sedan, SUV, MPV dan mobil-mobil penumpang lain yang daya angkutnya terbatas. Jika CVT digunakan untuk kendaraan yang sering membawa beban berat atau pada mobil dengan torsi tinggi, seperti truk dan bus, maka komponennya akan lebih cepat aus dan berpotensi mengalami kerusakan. 

Sebab CVT cenderung lebih rentan terhadap overheating, terutama jika digunakan dalam kondisi berat, seperti perjalanan menanjak yang panjang atau pengendaraan yang agresif dalam cuaca panas. Hal ini disebabkan karena gesekan pada sabuk baja dan pulley yang lebih tinggi saat beban meningkat.

Untuk mengatasi masalah ini, beberapa pabrikan menambahkan pendingin transmisi tambahan pada mobil dengan CVT.

3. Biaya perawatan dan perbaikan mahal

ilustrasi bengkel (pexels.com/Artem Podrez)
ilustrasi bengkel (pexels.com/Artem Podrez)

CVT memiliki komponen yang berbeda dari transmisi otomatis biasa, seperti sabuk baja dan pulley. Jika terjadi kerusakan, biaya perbaikan atau penggantian komponen pada CVT bisa lebih mahal dibandingkan transmisi konvensional. Komponen-komponen ini juga memerlukan pelumas khusus, yang bisa menambah biaya perawatan.

Namun banyak pengemudi yang menilai mahalnya biaya perawatan dan perbaikan CVT sebanding dengan kenyamanan dan efisiensi bahan bakar yang diberikan. Selain itu masa pakai CVT juga cukup lama, lho!

4. Nyaman di jalan raya, kurang menggigit di jalur berlumpur

SUV melaju di jalur offroad (nissan.co.id)
SUV melaju di jalur offroad (nissan.co.id)

Mobil dengan transmisi CVT kurang cocok untuk aktivitas off-road ekstrem karena keterbatasan dalam mengatur torsi dan daya cengkeram. Transmisi ini lebih dioptimalkan untuk penggunaan jalan raya atau medan yang relatif mulus.

Beberapa mobil SUV dengan CVT mungkin dilengkapi dengan fitur tambahan, tetapi tetap ada keterbatasan dalam menahan beban dan daya saat off-road. Kalau untuk off-road, transmisi yang paling cocok digunakan adalah transmisi manual. Sebab pengemudi memiliki kebebasan penuh untuk memilih gigi persneling yang ingin digunakan sesuai dengan medan yang akan dilalui.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us