Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seorang teknisi sedang memperbaiki kaki-kaki mobil (pexels.com/Malte Luk)
ilustrasi seorang teknisi sedang memperbaiki kaki-kaki mobil (pexels.com/Malte Luk)

Intinya sih...

  • Rembesan oli di sekitar shockbreaker adalah tanda kebocoran, mengurangi kemampuan redam dan dapat membahayakan keselamatan.

  • Mobil terasa lebih memantul dan tidak stabil saat melaju, menandakan shockbreaker bocor yang membuat kendaraan kehilangan grip.

  • Ban aus tidak rata dan bunyi aneh dari kaki-kaki merupakan gejala lain dari shockbreaker bocor yang memengaruhi kenyamanan dan konsumsi bahan bakar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Shockbreaker berfungsi meredam guncangan agar mobil tetap stabil dan nyaman dikendarai. Komponen ini bekerja keras setiap kali mobil melewati jalan bergelombang, berlubang, atau polisi tidur. Kalau shockbreaker gak berfungsi dengan baik, seluruh getaran dari permukaan jalan akan langsung terasa hingga ke kabin, bikin pengendara dan penumpang cepat lelah dan bahkan mual.

Nah, salah satu masalah paling umum yang sering terjadi adalah shockbreaker bocor. Jika tidak segera diperbaiki, mobil bisa kehilangan stabilitas, terutama saat kecepatan tinggi atau di tikungan tajam. Sayangnya, banyak pemilik kendaraan tidak menyadari bahwa shockbreaker mobilnya sudah mulai bermasalah. Padahal, gejala kebocoran biasanya bisa terdeteksi sejak awal. Berikut gejala kebocoran shockbreaker yang harus kamu ketahui.

1. Munculnya oli di sekitar shockbreaker

ilustrasi seorang teknisi yang sedang memperbaiki kaki-kaki mobil di bengkel (pexels.com/Gustavo Fring)

Tanda paling jelas dari shockbreaker yang bocor adalah munculnya rembesan oli di sekitar tabung atau batang shockbreaker. Oli di dalam tabung tersebut berfungsi sebagai fluida peredam, menjaga agar pergerakan suspensi tetap lembut dan terkendali. Jika terjadi kebocoran, kemampuan redam otomatis menurun drastis. Saat diperiksa, area sekitar roda atau kaki-kaki biasanya tampak basah atau penuh kotoran karena oli yang menetes bercampur dengan debu jalan.

Kondisi ini sering kali diabaikan karena terlihat sepele. Namun, jika dibiarkan, oli akan terus berkurang dan membuat shockbreaker kehilangan fungsinya. Akibatnya, setiap kali roda menghantam lubang, mobil akan terasa menghentak dan tidak stabil. Dalam beberapa kasus, oli yang bocor bahkan bisa menetes ke bagian rem atau komponen lain, yang berpotensi membahayakan keselamatan.

2. Mobil terasa lebih memantul dan tidak stabil

ilustrasi pengecekan kaki-kaki mobil (pexels.com/Artem Podrez)

Salah satu gejala paling mudah dirasakan oleh pengemudi adalah mobil terasa lebih memantul dari biasanya. Saat melewati polisi tidur, jalan rusak, atau gelombang aspal, bodi mobil tidak langsung kembali stabil melainkan memantul dua hingga tiga kali. Normalnya, shockbreaker yang sehat hanya akan meredam satu kali guncangan. Selain itu, ketika melaju di jalan lurus dengan kecepatan tinggi, mobil bisa terasa goyang atau limbung, terutama saat berpindah jalur atau menikung.

Kondisi ini sangat berbahaya, karena daya cengkeram ban ke aspal berkurang dan pengendalian menjadi tidak presisi. Bahkan pada mobil modern yang dilengkapi sistem stabilitas elektronik, shockbreaker bocor tetap bisa membuat kendaraan kehilangan grip saat manuver tajam. Jika gejala ini mulai terasa, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan sebelum mobil kehilangan kestabilannya sepenuhnya.

3. Ban aus tidak rata dan bunyi aneh dari kaki-kaki

ilustrasi bengkel mobil (pexels.com/Artem Podrez)

Ciri lain dari shockbreaker bocor adalah ban yang aus tidak merata. Karena daya redam di tiap sisi roda tidak seimbang, beban mobil tidak terbagi secara merata. Hal ini membuat ban di satu sisi lebih cepat aus dibanding sisi lainnya. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi kenyamanan, konsumsi bahan bakar, bahkan mempercepat kerusakan suspensi.

Selain itu, biasanya terdengar bunyi aneh seperti “dug-dug” atau “gluduk” dari area kaki-kaki saat mobil melewati jalan rusak. Bunyi tersebut berasal dari komponen suspensi yang bekerja ekstra keras karena shockbreaker tidak lagi meredam guncangan dengan baik. Ketika kondisi ini dibiarkan, kerusakan bisa menjalar ke bagian lain seperti bushing dan ball joint, membuat biaya perbaikan semakin besar.

So, shockbreaker bocor bisa dikenali dari beberapa tanda seperti munculnya oli di sekitar tabung, mobil yang terasa memantul berlebihan, hingga keausan ban yang tidak merata. Semua gejala ini menunjukkan bahwa sistem suspensi tidak bekerja optimal dan perlu segera diperiksa.

Jangan menunggu sampai mobil terasa oleng atau kehilangan kendali baru melakukan servis.
Melakukan pemeriksaan rutin dan mengganti shockbreaker sesuai rekomendasi pabrikan bukan hanya menjaga kenyamanan, tapi juga meningkatkan keselamatan selama berkendara. Dengan shockbreaker yang sehat, setiap perjalanan akan terasa lebih stabil, halus, dan aman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team