Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Booth Toyota di GIIAS 2024 (PT. Toyota-Astra Motor/TAM)
Booth Toyota di GIIAS 2024 (PT. Toyota-Astra Motor/TAM)

Intinya sih...

  • Toyota tetap dominan

  • BYD dan Chery dari China menunjukkan pertumbuhan signifikan

  • Hyundai Motor Indonesia tetap eksis di sepuluh besar penjualan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pasar otomotif nasional sepanjang September 2025 menunjukkan pergerakan yang stabil meskipun tekanan ekonomi global dan fluktuasi nilai tukar masih membayangi. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan wholesales mencapai 62.071 unit, naik tipis 0,5 persen dibanding Agustus 2025. Kondisi ini menandakan pasar mulai pulih setelah mengalami perlambatan di pertengahan tahun.

Dalam peta penjualan, merek-merek asal Jepang tetap menjadi motor utama industri otomotif tanah air. Dari sepuluh besar pabrikan, lima di antaranya berasal dari Jepang dengan pangsa pasar kumulatif mencapai lebih dari 70 persen. Sementara itu, dua pabrikan asal China terus menunjukkan pertumbuhan signifikan di segmen mobil listrik, dan pabrikan Korea masih menjaga posisi sebagai pemain yang berpotensi mengganggu dominasi tradisional Jepang.

1. 5 Pabrikan Jepang mendominasi

Booth Toyota di GIIAS 2024 (PT. Toyota-Astra Motor/TAM)

Toyota masih tak tergoyahkan sebagai pemimpin pasar. Pada September 2025, Toyota mencatat penjualan wholesales sebanyak 20.738 unit, setara 32,4 persen pangsa pasar nasional. Pencapaian ini didorong oleh permintaan kuat pada model andalannya seperti Avanza, Innova Zenix, dan Raize. Di posisi kedua ada Daihatsu dengan 10.605 unit (17 persen pangsa), berkat performa Sigra dan Terios yang tetap diminati konsumen keluarga.

Mitsubishi Motors, Honda, dan Suzuki melengkapi dominasi Jepang di lima besar. Mitsubishi mencatat 6.071 unit, diikuti Honda dengan 4.332 unit, dan Suzuki 5.152 unit. Meski beberapa model seperti Brio dan XL7 sempat mengalami penurunan tipis, lima pabrikan Jepang ini tetap kokoh berkat jaringan distribusi luas, layanan purna jual kuat, dan kepercayaan konsumen yang tinggi terhadap kualitas dan daya tahan produk mereka.

Dominasi Jepang juga diperkuat oleh kinerja ekspor dan produksi. Toyota, Mitsubishi, dan Daihatsu menjadi tiga produsen dengan kontribusi terbesar dalam ekspor mobil Indonesia. Ini menunjukkan bahwa selain menjadi pemain utama di pasar domestik, mereka juga menopang industri otomotif nasional dari sisi ekspor.

2. Dua pabrikan China membayangi

BYD Sealion 7 (byd.com)

Meski masih tertinggal jauh, BYD dan Chery menjadi bintang baru dari Tiongkok. BYD mencatat penjualan 1.088 unit di September 2025 dengan pangsa 3,6 persen, sementara Chery menyalip dengan 2.105 unit atau 2,7 persen. Keduanya menunjukkan kemampuan menembus pasar lewat strategi harga kompetitif dan fokus pada kendaraan listrik.

Produk-produk seperti BYD Dolphin dan Chery Omoda 5 EV mulai dikenal luas karena menawarkan teknologi canggih dengan harga lebih terjangkau dibanding kompetitor Jepang. Jika tren ini berlanjut, kemungkinan besar kedua merek ini akan menjadi ancaman nyata bagi dominasi Jepang, terutama di segmen mobil listrik dan SUV urban.

Namun, masih ada tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal kepercayaan merek dan ketersediaan jaringan servis di luar kota besar. Konsumen Indonesia masih lebih percaya pada pabrikan Jepang untuk urusan layanan purna jual dan ketersediaan suku cadang.

3. Pabrikan Korea Selatan masih mengancam

ilustrasi mobil listrik (pexels.com/Hyundai Motor Group)

Sementara itu, Hyundai Motor Indonesia (HMID) terus mempertahankan eksistensinya dengan penjualan 1.412 unit di bulan September atau 2,7 persen pangsa pasar. Hyundai menjadi satu-satunya pabrikan non-Jepang dan non-Tiongkok yang mampu menembus sepuluh besar. Model seperti Creta, Stargazer, dan Ioniq 5 masih menjadi ujung tombak penjualan mereka.

Konsistensi Hyundai menandakan bahwa pabrikan Korea mampu menjaga momentum meski belum mampu menandingi volume merek Jepang. Mereka unggul dalam strategi elektrifikasi, investasi pabrik di Cikarang, serta promosi kuat di segmen EV. Jika ekspansi ini terus berlanjut, Hyundai berpotensi mempersempit jarak dengan para raksasa Jepang di tahun mendatang.

Jadi, secara keseluruhan, September 2025 memperlihatkan bahwa Jepang masih menjadi penguasa pasar otomotif Indonesia. Namun, pertumbuhan agresif merek Tiongkok dan strategi ekspansi Korea menjadi sinyal kuat bahwa kompetisi akan semakin tajam pada 2026. Industri otomotif Indonesia pun memasuki fase baru, di mana kualitas, teknologi, dan kepercayaan menjadi kunci mempertahankan pasar.

Berikut 10 merek mobil Terlaris sepanjang September 2025 (Data Gaikindo)

  • Toyota – 20.738 unit

  • Daihatsu – 10.605 unit

  • Mitsubishi Motors – 6.071 unit

  • Honda – 4.332 unit

  • Suzuki – 5.152 unit

  • BYD – 1.088 unit

  • Mitsubishi Fuso – 2.425 unit

  • Isuzu – 2.052 unit

  • Hyundai (HMID) – 1.412 unit

  • Chery – 2.105 unit

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team