Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kantor Nissan (nissan-global.com)

Kondisi raksasa otomotif Nissan di Amerika Serikat kini sedang tidak baik-baik saja. Penurunan penjualan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir telah membuat pabrikan asal Jepang tersebut terancam goyang.

Bayangkan saja, Nissan mencatatkan angka penjualan lebih dari satu juta unit kendaraan di Amerika Serikat pada 2013. Namun satu dekade kemudian, pabrikan asal Jepang ini hanya berhasil menjual 834.097 unit mobil.

Kondisi ini semakin diperparah oleh penjualan Infiniti, divisi mobil mewah Nissan, yang turun hampir 45 persen. Dealer-dealer Nissan di Amerika Serikat pun cemas menatap masa depan mereka.

1. Nissa meminta dealer bersabar

Kantor Nissan (nissan-global.com)

Merespons keresahan para dealer tersebut, Ketua Nissan Amerika, Jérémie Papin, pun memulis surat pada 30 November lalu. Dalam surat tersebut ia mengungkapkan bahwa perusahaan sedang berupaya keras untuk mengimplementasikan tindakan pemulihan yang akan membawa "stabilitas dan nilai masa depan."

Meski begitu, sejumlah pihak dalam perusahaan menyebutkan bahwa Nissan hanya memiliki waktu sekitar 12 hingga 14 bulan untuk bertahan tanpa investor baru. Pernyataan ini semakin memicu kecemasan di kalangan para dealer. Perusahaan hanya meminta kesabaran dan pengertian dari dealer-dealer mereka untuk menghadapi kondisi yang semakin sulit.

2. Penurunan penjualan mengkhawatirkan

Kantor Nissan (nissan-global.com)

Masalah utama yang dihadapi Nissan adalah penurunan penjualan yang signifikan di Amerika Serikat. Pada tahun 2013, Nissan berhasil menjual 1.131.965 kendaraan di negara tersebut. Namun, pada tahun 2023, angka tersebut merosot tajam menjadi hanya 834.097 unit. Automotive News melaporkan tingkat keuntungan dealer-dealer Nissan di AS kini berada pada titik terendah dalam hampir 15 tahun terakhir.

Nissan tidak tinggal diam. Mereka baru saja memperkenalkan beberapa model baru yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan, seperti Armada, Kicks, dan Murano yang telah mendapatkan desain ulang. Model-model seperti Frontier, Sentra, dan Rogue juga mendapat pembaruan yang membuatnya lebih segar dan menarik bagi konsumen.

Namun, meskipun ada langkah-langkah positif ini, Nissan masih harus menghadapi kenyataan bahwa mereka tertinggal dalam hal pengembangan kendaraan hybrid dan plug-in hybrid, sebuah sektor yang telah dimanfaatkan dengan baik oleh pesaing seperti Toyota, Hyundai, dan Kia.

3. Strategi Nissan keluar dari kesulitan

SUV melaju di jalur offroad (nissan.co.id)

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Nissan berencana meluncurkan beberapa model baru dengan teknologi hybrid dan plug-in hybrid. Salah satu langkah pertama adalah dengan menghadirkan Rogue plug-in hybrid pada tahun 2025, yang nantinya akan diikuti oleh varian e-Power dan versi dengan jangkauan yang lebih panjang.

Varian terbaru ini akan dilengkapi dengan powertrain hybrid dan baterai sekitar 30 kWh. Langkah ini sangat penting karena Rogue merupakan model terlaris Nissan di Amerika Serikat. Pada kuartal ketiga tahun 2023, Nissan berhasil menjual 47.996 unit Rogue, yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan model lain seperti Sentra (34.704 unit) dan Altima (26.783 unit).

Dengan fokus pada model populer seperti Rogue dan peningkatan teknologi hybrid, Nissan berharap dapat merebut kembali pangsa pasar yang hilang dan memperbaiki performa penjualannya di masa depan. Meskipun perusahaan masih harus bekerja keras untuk mengejar ketertinggalannya dalam hal kendaraan ramah lingkungan, langkah-langkah yang diambil oleh Nissan memberikan harapan untuk memperbaiki posisi mereka di pasar otomotif global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team