Produksi Terus Melorot, Nissan Masuk Mode Darurat

Pabrikan otomotif asal Jepang, Nissan Motors, tengah menghadapi tantangan besar yang membuat perusahaan berada dalam mode darurat. Situasi sulit ini terjadi karena penurunan produksi di berbagai pasar utama plus adanya ancaman tarif baru di pasar global.
Nissan sebelumnya mengumumkan akan melakukan pemangkasan tenaga kerja besar-besaran yang akan sangat berpengaruh pada produksi dan pengembangan produk mereka. Dan Nissan tak punya banyak waktu untuk membalikkan keadaan.
1. Produksi Nissan melorot di beberapa pasar utama

Produksi Nissan mengalami penurunan 7,1 persen secara global pada tahun ini. Beberapa pasar utama mencatat penurunan yang signifikan, termasuk Amerika Serikat dengan penurunan produksi sebesar 10,6 persen, Jepang turun 7,4 persen, dan China --pasar andalan Nissan-- mengalami penurunan tajam sebesar 12,1 persen.
Situasi ini membuat Nissan kini hanya bergantung pada Meksiko, satu-satunya pasar yang mengalami kenaikan produksi hingga 9,8 persen. Meskipun ini merupakan kabar baik, namun ketergantungan yang berlebihan pada pasar Meksiko akan sangat berisiko bagi Nissan.
Sebab, jika dibandingkan tahun lalu, produksi Nissan tahun ini turun jauh. Produksi Nissan di Amerika Serikat dan China, pasar utama mereka, turun masing-masing 15 persen dibandingkan tahun lalu, sementara Inggris mencatat penurunan tajam sebesar 22 persen.
2. Uniknya penjualan Nissan relatif stabil

Meski produksi terus menurun, namun uniknya penjualan Nissan tetap stabil di pasar global. Hingga akhir Oktober 2024, penjualan Nissan mencapai 2.777.398 unit atau naik tipis 0,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Hanya saja keberlanjutan pertumbuhan yang tipis ini masih menjadi pertanyaan besar di tengah tekanan yang terus meningkat. Sebab Nissan akan menghadapi ancaman tarif baru sebesar 25 persen yang direncanakan oleh Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap produk impor dari Kanada dan Meksiko.
Aturan tarif baru memang tidak hanya akan memukul Nissan, tapi juga produsen mobil lain. Hanya saja ketergantungan Nissan terhadap operasi mereka di Meksiko sangat besar karena Meksiko menjadi satu-satunya pasar di mana Nissan mengalami kenaikan produksi.
3. Nissan hanya memiliki sedikit waktu

Menurut sumber internal Nissan seperti dikucip dari ANTARA, perusahaan memiliki waktu sekitar 12 hingga 14 bulan untuk membalikkan situasi. Jika tekanan terus meningkat tanpa perubahan signifikan, masa depan perusahaan bisa berada di ujung tanduk. CEO Nissan telah menjelaskan bahwa perusahaan sedang dalam fase darurat, yang berarti setiap langkah strategis harus dieksekusi dengan hati-hati.
Nissan harus segera mencari solusi strategis, baik melalui inovasi produk, diversifikasi pasar, maupun negosiasi untuk mengurangi dampak tarif baru yang mengancam. Semoga Nissan bisa keluar dari situasi sulit yang mereka hadapi. Sebab mobil keluaran Nissan selalu memiliki nilai yang lebih dibandingkan produk di kelas yang sama.