Telusur Jalur Pansela Bantul-Blitar: Dibayangi Longsor di Ponorogo!

Jakarta, IDN Times - Hari kelima Jalan Pulang. Tim IDN Times bergerak dari Bantul menuju Blitar. Kami berangkat sekitar pukul 10.00 WIB. Agak kesiangan memang karena harus memperbaiki drone yang sempat ngambek.
Menurut Google Maps, jarak Bantul-Pacitan sekitar 313 kilometer dengan waktu tempuh 7 jam 50 menit. Namun kenyataan ternyata tidak secepat itu. Sebab banyak hal menarik di sepanjang jalan yang membuat kami harus menepi.
Selain itu kondisi jalan yang naik-turun dan berliku-liku juga menjadi penyebab lain kenapa perjalanan kali ini jauh lebih lama dari prediksi Google Maps.
Kami tiba di Blitar pukul 02.30 WIB atau sekitar 14 jam perjalanan. Cukup melelahkan. Tapi banyak hal seru yang kami temukan dalam perjalanan ini. Apa saja keseruannya? Yuk, simak!
1. Ada padi tumbuh di lahan pasir
Jalan Pantai Selatan yang membentang di Bantul hampir 90 persen mulus dan lebar banget. Selain itu banyak pantai cantik di sekitar jalan ini, seperti Pantai Goa Cemara, Pantai Sadeng, Pantai Baron, hingga Pantai Sepanjang.
Kamu bisa menikmati pantai-pantai cantik tersebut hanya dengan membayar Rp10 ribu per orang sebagai uang retribusi. Harga makanan di sini juga murah. Satu porsi mie ayam bakso misalnya dijual Rp15 ribu dan sepotong gorengan Rp1 ribu.
Kami juga menyempatkan diri mampir ke pertanian lahan pasir yang berlokasi di tepian Jalan Pansela Bantul. Para petani di sini menanam padi, bawang, cabe, dan lainnya di atas pasir, lho!
Lahan-lahan pertanian tersebut bersisian dengan pantai. Nah, pasir pantai inilah yang digunakan untuk media tanam oleh para petani. Kreatif dan inovatif banget, kan?
Selain itu para petani di sini juga sudah menggunakan teknologi penyiraman secara otomatis. Mereka memasang sistem pemipaan di lahan pasir tersebut. Dengan sistem ini, penyiraman bisa dilakukan secara otomatis.
Edi Nugroho, seorang petani lahan pasir yang kami temui, mengatakan sistem pertanian dengan lahan pasir lebih efisien dibandingkan lahan sawah biasa.
"Yang pasti lahan yang dulu hanya pasir ini kini bisa jadi media tanam yang menghasilkan. Jadi daerah ini tidak terisolir lagi. Apalagi kini ada Jalan Pansela," katanya.