Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi melepas aki mobil (freepik.com/tongstocker1987)
ilustrasi melepas aki mobil (freepik.com/tongstocker1987)

Intinya sih...

  • Mengenal risiko "parasitic draw" pada mobil yang tidak digunakan

  • Konsekuensi pada sistem komputer dan memori mobil modern

  • Solusi alternatif tanpa harus melepas terminal aki

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Libur panjang menjadi momen yang paling dinantikan untuk menyegarkan pikiran bersama keluarga, namun sering kali kendaraan pribadi harus rela ditinggal di dalam garasi dalam waktu yang cukup lama. Kondisi mesin yang mati total selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu berisiko menimbulkan masalah teknis, terutama pada sektor kelistrikan yang menjadi jantung penggerak utama saat pertama kali dinyalakan kembali.

Salah satu perdebatan yang sering muncul di kalangan pemilik mobil adalah mengenai perlu atau tidaknya mencabut kabel aki sebelum bepergian. Keputusan ini tidak boleh diambil secara sembarangan, karena setiap jenis kendaraan memiliki karakteristik sistem elektronik yang berbeda, mulai dari mobil konvensional yang sederhana hingga mobil modern yang sangat bergantung pada modul komputerisasi yang sensitif.

1. Memahami risiko "parasitic draw" pada mobil yang tidak digunakan

ilustrasi mengganti aki mobil (freepik.com/feepikcontributorthailand)

Meskipun mesin dalam keadaan mati dan kunci dicabut, mobil sebenarnya tidak benar-benar berhenti mengonsumsi daya listrik. Terdapat fenomena yang disebut dengan parasitic draw, di mana komponen elektronik seperti jam digital, memori pada sistem hiburan, sensor alarm, hingga modul pintu pintar tetap menyedot arus listrik dalam jumlah kecil secara terus-menerus. Jika kendaraan ditinggal lebih dari dua minggu tanpa pemanasan mesin, daya aki perlahan akan merosot hingga mencapai titik di mana mesin tidak sanggup melakukan proses cranking.

Mencabut kabel kutub negatif aki memang efektif untuk memutus total aliran listrik tersebut dan menjaga tegangan aki tetap stabil selama masa penyimpanan. Langkah ini sangat disarankan jika kendaraan yang ditinggal adalah model lama dengan sistem elektronik yang minimalis. Dengan memutus arus, risiko aki soak akibat pengosongan daya secara alami bisa ditekan, sehingga pemilik kendaraan tidak perlu merasa khawatir akan kesulitan menyalakan mesin saat baru pulang dari perjalanan jauh.

2. Konsekuensi pada sistem komputer dan memori mobil modern

ilustrasi aki mobil (freepik.com/blkstudio)

Situasi menjadi sedikit lebih kompleks ketika berhadapan dengan mobil modern yang dilengkapi dengan banyak modul komputerisasi atau ECU (Electronic Control Unit). Mencabut aki pada jenis kendaraan ini dapat menyebabkan hilangnya data memori jangka pendek pada sistem transmisi otomatis, pengaturan kursi elektrik, hingga sistem navigasi. Bahkan, pada beberapa model mobil mewah, pemutusan arus listrik secara total dapat memicu pengaktifan sistem keamanan yang mengunci mesin secara permanen dan hanya bisa dibuka kembali melalui alat pemindai di bengkel resmi.

Selain potensi hilangnya pengaturan kenyamanan, prosedur mencabut aki juga bisa menyebabkan sistem idle learning pada mesin terhapus. Hal ini mengakibatkan putaran mesin terasa tidak stabil atau tersendat-sendat saat pertama kali dihidupkan kembali karena komputer harus melakukan kalibrasi ulang dari titik nol. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk melepas kabel aki, sangat penting untuk berkonsultasi dengan buku manual kendaraan guna memastikan tidak ada fitur vital yang akan terganggu akibat ketiadaan arus listrik dalam waktu lama.

3. Solusi alternatif tanpa harus melepas terminal aki

ilustrasi aki mobil (pexels.com/Brigitte Miller)

Bagi pemilik kendaraan yang ragu untuk mencabut aki namun ingin tetap menjaga kesehatan kelistrikan, terdapat solusi yang lebih modern dan aman berupa penggunaan battery maintainer atau trickle charger. Alat ini bekerja dengan cara memberikan aliran listrik yang sangat kecil secara stabil untuk menjaga tegangan aki tetap berada di angka optimal. Berbeda dengan pengisi daya biasa, battery maintainer memiliki sensor pintar yang akan berhenti bekerja saat aki penuh dan menyala kembali saat tegangan turun, sehingga sangat aman ditinggalkan tanpa pengawasan.

Jika tidak memiliki alat tersebut, memastikan terminal aki bersih dari kerak putih (oksidasi) sebelum pergi juga sangat membantu menjaga kelancaran hantaran arus. Sebagai tambahan, memastikan semua lampu kabin dan lampu eksterior dalam posisi mati total serta memastikan pintu tertutup rapat adalah langkah paling dasar yang wajib diperiksa. Dengan perencanaan yang matang, kondisi kesehatan aki akan tetap terjaga tanpa harus mengorbankan kenyamanan sistem elektronik yang canggih saat liburan berakhir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team