Beli Lahan Pabrik Mobil Listrik, Xiaomi Kucurkan Rp1,4 Triliun

Intinya sih...
Perluasan strategi melalui entitas baru di Shanghai
Xiaomi mendirikan perusahaan baru di Shanghai dengan modal awal sebesar 1 juta yuan untuk menjalankan berbagai aktivitas terkait kendaraan listrik dan konvensional, layanan jual beli kendaraan bekas, serta penyewaan mobil penumpang.
Cakupan usaha tidak hanya terbatas pada kendaraan, tetapi juga mencakup penjualan makanan, layanan agen komersial, papan nama transportasi, hingga penjualan dan pemasangan peralatan pengisian daya.
Membangun ekosistem mobilitas pintar berbasis teknologi
Xiaomi mengambil langkah untuk membangun
Xiaomi semakin menunjukkan komitmennya untuk bersaing di industri kendaraan listrik. Perusahaan teknologi asal Tiongkok ini baru saja menggelontorkan investasi sekitar 635 juta yuan atau setara Rp1,4 triliun untuk mengakuisisi sebidang lahan industri di Kota Baru Yizhuang, Beijing. Lahan tersebut seluas 485.100 meter persegi dan akan dimanfaatkan untuk membangun fasilitas produksi kendaraan energi baru (NEV) serta komponen pendukungnya.
Akuisisi ini dilakukan oleh Xiaomi Jingxi Technology Co, Ltd, anak usaha yang sepenuhnya dimiliki oleh Xiaomi Smart Technology. Dengan klasifikasi lahan industri dan kontrak sewa selama 50 tahun, pembangunan ini diduga menjadi fase ketiga dari strategi produksi kendaraan Xiaomi, setelah suksesnya peluncuran sedan listrik Xiaomi SU7 beberapa waktu lalu.
1. Perluasan strategi melalui entitas baru di Shanghai
Sebagai bagian dari penguatan ekosistem otomotifnya, Xiaomi juga mendirikan perusahaan baru di Shanghai dengan modal awal sebesar 1 juta yuan atau sekitar Rp2,2 miliar. Perusahaan ini dipimpin oleh Wang Zhensuo dan akan menjalankan berbagai aktivitas yang mencakup penjualan kendaraan listrik maupun konvensional, layanan jual beli kendaraan bekas, serta penyewaan mobil penumpang.
Menariknya, cakupan usaha tidak hanya terbatas pada kendaraan. Xiaomi juga mendaftarkan aktivitas lain seperti penjualan makanan, layanan agen komersial, papan nama transportasi, hingga penjualan dan pemasangan peralatan pengisian daya. Langkah ini memperlihatkan bahwa Xiaomi tidak hanya fokus pada manufaktur kendaraan, tetapi juga ingin menciptakan sistem mobilitas yang terintegrasi dengan berbagai layanan pendukung.
2. Membangun ekosistem mobilitas pintar berbasis teknologi
Pendekatan Xiaomi dalam membangun industri otomotif tampak berbeda dari pabrikan mobil tradisional. Dengan latar belakang kuat di bidang teknologi dan perangkat pintar, Xiaomi mengambil langkah untuk membangun ekosistem mobilitas pintar. Ekspansi ini mencakup manufaktur, distribusi, layanan, hingga infrastruktur pengisian daya.
Dengan perusahaan-perusahaan baru yang dimiliki sepenuhnya oleh Xiaomi, struktur bisnis ini memungkinkan kontrol penuh terhadap kualitas, efisiensi, dan integrasi teknologi antar lini produk dan layanan. Hal ini menjadi kekuatan utama Xiaomi dalam bersaing dengan pemain lama, karena mereka membawa pendekatan digital yang lebih lincah dan inovatif.
3. Peluncuran Xiaomi YU7 dan arah masa depan
CEO Xiaomi, Lei Jun, melalui platform Weibo, telah mengonfirmasi bahwa kendaraan listrik terbaru Xiaomi, yaitu Xiaomi YU7, akan diluncurkan pada akhir Juni. Produksi massal disebut sedang dipersiapkan, dan pengiriman perdana ditargetkan mulai Juli. Ini menandai langkah strategis selanjutnya setelah kesuksesan Xiaomi SU7 yang sempat menarik perhatian karena performanya yang impresif.
Dengan kombinasi antara investasi besar, perluasan usaha, dan peluncuran produk baru, Xiaomi jelas tengah memantapkan diri sebagai salah satu pemain utama dalam industri kendaraan listrik Tiongkok. Perusahaan ini tidak hanya berambisi memproduksi mobil, tetapi juga menghadirkan pengalaman berkendara masa depan yang cerdas dan terintegrasi.