Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Isuzu Panther (isuzu-mobil.github.io)
Isuzu Panther (isuzu-mobil.github.io)

Intinya sih...

  • Mesin diesel lawas lebih tahan banting

  • Faktor kunci: air masuk lewat mana

  • Langkah aman setelah mobil terendam banjir

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banjir sering jadi ujian paling kejam untuk mobil, karena air tidak kenal ampun terhadap kelistrikan, pelumasan, dan ruang bakar. Tapi ada cerita ajaib tentang mobil yang tetap bisa dihidupkan kembali mesinnnya setelah terendam banjir selama 10 jam. Mobil tersebut adalah Isuzu Panther.

Cerita tentang Panther yang bisa tetap hidup setelah terendam banjir selama 10 jam beredar di media sosial. Banyak orang kemudian bertanya-tanya, kok bisa sih setahan itu sama air? Nah, berikut rahasia kenapa Isuzu Panther bisa bertahan meski telah terendam banjir selama 10 jam.

1. Kenapa mesin diesel lawas bisa lebih “tahan banting”

Mesin diesel Isuzu Panther (seva.id)

Isuzu Panther generasi lama banyak memakai mesin diesel dengan sistem injeksi mekanikal dan kontrol elektronik yang minim. Artinya, ia tidak bergantung pada banyak sensor, modul, dan rangkaian ECU rumit untuk sekadar menyala. Ketika mobil modern terkena air, konektor basah, sensor error, atau ECU korsleting bisa langsung membuat mesin “ngambek”. Pada Panther, selama putaran mesin, suplai solar, dan kompresi masih sehat, proses nyala cenderung lebih mudah dipulihkan.

Selain itu, solar tidak mudah menguap seperti bensin dan sistem pembakaran diesel mengandalkan kompresi tinggi. Dengan catatan, ruang bakar tidak kemasukan air, diesel masih “punya kesempatan” untuk kembali hidup setelah sistem dibersihkan. Banyak komponen mekanis pada mesin diesel juga dibuat tebal dan robust, sehingga lebih toleran terhadap kondisi lapangan yang keras.

2. Faktor kunci: bukan lamanya terendam, tapi air masuk lewat mana

ilustrasi banjir (pexels.com/Pok Rie)

Kunci utama hidup-matinya mesin setelah banjir adalah: apakah air sempat masuk ke silinder melalui jalur intake. Kalau air tersedot saat mesin masih menyala, risiko hydro-lock (piston menekan air yang tidak bisa dimampatkan) sangat besar. Dampaknya bisa bengkok connecting rod, pecah piston, bahkan engine jebol. Jadi “bisa hidup setelah 10 jam terendam” biasanya terjadi ketika mesin mati duluan, lalu mobil terendam dalam keadaan tidak mengisap air.

Hal lain adalah posisi snorkel/air intake, boks filter udara, dan breather (selang pernapasan) transmisi serta diferensial. Kalau intake berada cukup tinggi atau terlindungi, air tidak mudah sampai ke ruang bakar. Kelistrikan juga berperan: Panther yang lebih sederhana punya lebih sedikit titik rawan, tetapi dinamo starter, alternator, motor wiper, dan soket tetap bisa kemasukan air dan menimbulkan korsleting bila dipaksa distarter tanpa pengecekan.

3. Langkah aman setelah mobil terendam banjir

Ilustrasi mekanik mengecek kelistrikan mesin mobil (pexels.com/Gustavo Fring)

Langkah paling aman setelah banjir adalah jangan langsung menghidupkan mesin. Cek filter udara, airbox, dan selang intake; bila basah, keringkan dulu. Periksa oli mesin: kalau berubah jadi cokelat susu, berarti tercampur air dan wajib dikuras sebelum mesin diputar. Begitu juga oli gardan dan transmisi, karena air bisa masuk lewat breather.

Sistem bahan bakar perlu perhatian karena air bisa masuk tangki. Menguras water separator (jika ada), mengganti filter solar, dan bleeding jalur bahan bakar membantu mengembalikan tekanan dan aliran. Kelistrikan sebaiknya dikeringkan, aki dicek, dan starter/alternator dibersihkan sebelum mencoba menyalakan.

Kesimpulannya, Panther “bisa hidup” setelah banjir panjang bukan karena anti-air, melainkan karena desain diesel lawas yang minim elektronik dan relatif mudah dipulihkan. Namun tetap ada risiko kerusakan laten, jadi penanganan yang sabar dan benar jauh lebih menentukan daripada sekadar percaya legenda.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team