Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi truk tanpa moncong (pexels.com/Mert Dinçer)
ilustrasi truk tanpa moncong (pexels.com/Mert Dinçer)

Intinya sih...

  • Rem tromol lebih tahan panasBus dan truk bekerja dalam kondisi berat, memerlukan pengereman yang konsisten dan tahan lama. Rem tromol mampu menjaga performa pengereman tetap konsisten lebih lama dibanding cakram biasa.

  • Lebih kuat, tahan kotoran, minim perawatanLingkungan kerja kendaraan berat bukan hanya jalan raya mulus. Rem tromol memiliki desain tertutup sehingga debu dan lumpur tidak mudah masuk, membuatnya lebih tahan banting dan tidak memerlukan perawatan sesering rem cakram.

  • Sistem rem tromol sesuai dengan mekanisme pengereman tambahanTruk dan bus besar umumnya dilengkapi sistem pengereman tambahan seperti exhaust brake,

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Meski teknologi rem cakram semakin maju dan banyak digunakan pada mobil penumpang, rem tromol tetap menjadi pilihan utama di kendaraan berat seperti bus dan truk. Fakta ini membuat banyak orang bertanya-tanya, mengapa pabrikan belum sepenuhnya beralih ke rem cakram untuk kelas kendaraan besar?

Jawabannya tidak sesederhana soal teknologi baru menggantikan yang lama. Pada kendaraan berukuran besar dengan bobot puluhan ton dan intensitas kerja tinggi, rem tromol masih memiliki beberapa keunggulan teknis yang sulit ditandingi rem cakram. Keandalan dan ketahanannya di berbagai kondisi ekstrem menjadi alasan kuat mengapa rem tromol terus dipertahankan hingga kini.

1. Rem tromol lebih tahan panas

Ilustrasi truk tanpa moncong sedang berbelok (pexels.com/Ben Johnson)

Bus dan truk bekerja dalam kondisi berat: mengangkut muatan berton-ton, menuruni jalan curam, serta sering melalui jalur panjang tanpa henti. Pada kondisi ini, panas menjadi musuh utama. Rem cakram memang cepat melepas panas, tetapi pada kendaraan berat, panas yang dihasilkan bisa sangat ekstrem sehingga menimbulkan risiko overheat dan brake fading lebih cepat.

Rem tromol justru dirancang dengan permukaan gesek lebih luas dan ruang tertutup yang membantu distribusi panas lebih stabil dalam jangka panjang. Ketika rem terus bekerja—misalnya saat menahan laju truk turun gunung—tromol bisa menjaga performa pengereman tetap konsisten lebih lama dibanding cakram biasa. Inilah sebabnya rem tromol masih dikombinasikan dengan exhaust brake atau engine brake pada truk modern, menciptakan sistem pengereman berlapis yang lebih aman.

2. Lebih kuat, tahan kotoran, minim perawatan

Ilustrasi truk bermoncong di jalanan yang padat (pexels.com/David Brown)

Lingkungan kerja kendaraan berat bukan hanya jalan raya mulus. Banyak bus dan truk melintas di area konstruksi, pelabuhan, tambang, hingga jalan rusak yang penuh debu dan lumpur. Rem cakram lebih rentan kemasukan kotoran, yang bisa mengurangi performa, menimbulkan gesekan berlebih, bahkan merusak piringan.

Sementara itu, rem tromol memiliki desain tertutup sehingga debu dan lumpur tidak mudah masuk. Hal ini membuatnya lebih tahan banting dan tidak memerlukan perawatan sesering rem cakram. Usia kampas rem tromol pada bus dan truk juga jauh lebih panjang karena materialnya didesain untuk menahan beban masif.

Dari sisi biaya operasional, rem tromol memberikan keuntungan besar bagi perusahaan transportasi karena interval servisnya lebih lama dan komponennya lebih kuat terhadap penggunaan ekstrem sehari-hari.

3. Sistem rem tromol sesuai dengan mekanisme pengereman tambahan

Ilustrasi truk (Pexels/Tom Fisk)

Truk dan bus besar umumnya dilengkapi sistem pengereman tambahan seperti exhaust brake, engine brake, hingga retarder. Sistem-sistem ini mengurangi beban rem utama agar tidak cepat panas dan aus. Rem tromol sangat kompatibel dengan mekanisme ini karena struktur dalamnya lebih stabil terhadap gaya pengereman bertahap maupun pengereman panjang.

Selain itu, rem tromol mampu menghasilkan gaya pengereman besar pada kecepatan rendah—situasi yang sering dihadapi bus kota dan truk saat berhenti-berulang di lampu merah atau saat bermanuver membawa beban berat. Pabrikan pun terus mengembangkan teknologi tromol modern seperti air drum brake yang lebih responsif dan aman.

Dengan semua alasan tersebut, jelas bahwa penggunaan rem tromol pada bus dan truk bukan soal teknologi ketinggalan zaman, melainkan pilihan terbaik untuk kebutuhan operasional yang berat, panas ekstrem, dan tuntutan keamanan tinggi. Hingga ada sistem yang benar-benar unggul di semua aspek tersebut, rem tromol kemungkinan besar akan tetap menjadi tulang punggung pengereman kendaraan besar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team