Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi isi bensin di SPBU (pexels.com/Engin Akyurt)
ilustrasi isi bensin di SPBU (pexels.com/Engin Akyurt)

Banyak pengendara enggan mematikan mesin saat mengisi bahan bakar. Padahal, aturan mematikan mesin saat mengisi bensin bukan sekadar formalitas. Ada alasan ilmiah di balik larangan menyalakan mesin saat pengisian bahan bakar. Di SPBU mana pun, peringatan untuk mematikan mesin selalu terpampang jelas, menandakan pentingnya langkah sederhana ini demi mencegah risiko fatal.

FYI, Mesin kendaraan yang tetap menyala ketika tangki sedang diisi bisa memicu bahaya besar. Uap bahan bakar yang mudah terbakar dapat tersulut hanya oleh percikan kecil dari sistem kelistrikan kendaraan. Situasi ini bisa menyebabkan kebakaran atau bahkan ledakan. Karena itu, memahami alasan teknis dan keselamatan di balik aturan ini menjadi penting agar pengendara lebih disiplin dan sadar risiko saat mengisi BBM.

1. Risiko percikan api dari sistem kelistrikan

ilustrasi isi bensin (pexels.com/Erik Mclean)

Ketika mesin menyala, sistem pengapian dan kelistrikan kendaraan terus bekerja. Komponen seperti busi, alternator, atau kipas pendingin dapat menghasilkan percikan listrik kecil yang sebenarnya normal selama kendaraan berjalan. Namun, di area SPBU yang penuh dengan uap bahan bakar, percikan sekecil apa pun bisa menjadi sumber api. Campuran udara dan uap bensin bersifat sangat mudah terbakar, dan satu kesalahan kecil bisa berakibat fatal. Inilah sebabnya petugas SPBU selalu meminta pengendara untuk mematikan mesin sebelum pengisian dimulai.

Selain itu, pada kendaraan modern yang menggunakan sistem injeksi dan pompa bahan bakar elektrik, tekanan di dalam tangki dapat berubah ketika mesin menyala. Tekanan tersebut bisa membuat uap bahan bakar keluar lebih banyak dari mulut tangki, meningkatkan risiko terbentuknya gas mudah terbakar di sekitar kendaraan. Dengan mematikan mesin, risiko itu bisa ditekan seminimal mungkin.

2. Keselamatan petugas dan lingkungan sekitar

ilustrasi isi bensin (Unsplash/Jesse Donoghoe)

SPBU bukan hanya tempat pengendara mengisi bensin, tapi juga area kerja bagi petugas dan pengguna lain yang mungkin berada sangat dekat dengan kendaraan. Jika satu kendaraan menyalakan mesin dan tiba-tiba terjadi percikan atau panas berlebih, risiko kebakaran bisa meluas dengan cepat. Petugas yang sedang bekerja di sekitar pompa bisa jadi korban pertama. Karena itu, aturan mematikan mesin adalah bentuk perlindungan kolektif, bukan hanya untuk pengendara sendiri.

Selain itu, beberapa kendaraan dengan mesin berkapasitas besar atau turbo memiliki suhu mesin tinggi setelah perjalanan jauh. Saat mesin tetap hidup di area pengisian, panas dari knalpot atau bagian mesin dapat mempercepat penguapan bensin di sekitar kendaraan. Meskipun terlihat sepele, kondisi ini cukup untuk meningkatkan risiko kebakaran jika ada sumber api atau listrik di dekatnya.

3. Menghindari kerusakan sistem dan pemborosan bahan bakar

ilustrasi isi bensin (pixabay.com/RoumanetD)

Selain alasan keselamatan, mematikan mesin juga membantu menjaga komponen kendaraan tetap awet. Saat tangki diisi dalam keadaan hidup, tekanan udara di dalam tangki dapat berubah dan memengaruhi sensor bahan bakar atau sistem evap (penguapan bahan bakar).

Dalam jangka panjang, hal ini bisa mengganggu akurasi indikator bensin di dashboard. Tidak hanya itu, membiarkan mesin menyala saat pengisian juga berarti membuang bahan bakar tanpa alasan, karena mesin tetap membakar bensin meski kendaraan tidak bergerak.

Kesimpulannya, mematikan mesin saat mengisi BBM bukan hanya soal kepatuhan terhadap aturan SPBU, tetapi juga langkah nyata menjaga keselamatan diri dan orang lain. Tindakan sederhana ini bisa mencegah bahaya besar yang mungkin tidak terlihat. Jadi, setiap kali mengisi bahan bakar, biasakan mematikan mesin, cabut kunci kontak, dan tetap waspada agar perjalananmu selalu aman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team