Mobil listrik bisa dibilang berhasil memikat hati masyarakat Indonesia. Terbukti, sudah banyak mobil listrik yang berseliweran di jalan raya.
Namun, banyak yang belum menyadari bahwa ban yang digunakan mobil listrik berbeda dari ban mobil biasa. Perbedaan ini tidak hanya dari tampilan, tetapi ada alasan teknis yang mendasarinya.
Lantas, kenapa mobil listrik pakai ban khusus? Berikut penjelasannya untukmu.
Mobil listrik umumnya memiliki torsi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan mobil konvensional. Akibatnya, traksi yang tinggi pada permukaan ban dapat menyebabkan tekanan lebih besar. Oleh karena itu, mobil listrik memerlukan ban khusus yang punya konstruksi lebih kuat untuk mengatasi gaya putar yang besar serta mencegah keausan.
Mobil listrik umumnya memiliki bobot yang lebih berat karena kapasitas baterai yang digunakan. Berat baterai yang digunakan pada mobil listrik bisa mencapai ratusan kilogram serta dapat menambah beban pada dinding ban, lho.
Untuk itu, konstruksi ban khusus mobil listrik telah dirancang lebih kuat untuk mampu menahan bobot mobil yang lebih berat. Di sisi lain, ban khusus dirancang untuk menahan beban ekstra tanpa mengurangi performa atau kenyamanan berkendara, ya.
Tidak lagi menggunakan mesin bahan bakar konvensional, mobil listrik secara otomatis memiliki kabin yang lebih sunyi. Dengan begitu, suara ban menjadi lebih dominan pada mobil listrik. Oleh karena itu, ban yang digunakan pun khusus. Itu karena ban tersebut dirancang dengan pola tapak dan material yang lebih senyap untuk mengurangi kebisingan di dalam kabin.
Ban khusus mobil listrik dirancang untuk meminimalkan hambatan gulir. Hal ini membantu meningkatkan efisiensi energi dan memperpanjang jangkauan kendaraan. Sebenarnya, hal ini bisa berlaku juga pada mobil konvensional karena akan memengaruhi konsumsi bahan bakar.
Setelah kamu memahami kenapa mobil listrik pakai ban khusus diharapkan untuk memastikan agar penggunaan ban sesuai dengan kendaraan yang dipakai. Nah, kalau tertarik dengan informasi seputar otomotif lain, jangan sungkan untuk cek IDN Times, ya.
Penulis: Muhammad Raffash Putra Wibiksana