Tesla tengah menghadapi gelombang protes di berbagai penjuru Amerika Serikat dan Eropa. Guardian melaporkan sebanyak tujuh mobil Tesla dibakar di dealer yang berlokasi di Ottersberg, Jerman, pada Sabtu akhir pekan lalu.
Insiden yang sama juga terjadi di dua kota besar di Swedia, yakni Stockholm dan Malmo. Di dua kota ini, dua dealer Tesla dirusak beberapa orang tak dikenal pada Senin, 31 Maret 2025. Para pelaku melakukan perusakan antara lain dengan menyemprotkan cat berwarna oranye. Bahkan, sebanyak 17 mobil Tesla terbakar di Roma beberapa waktu lalu.
Di Amerika Serikat sendiri, serangan terhadap Tesla terjadi di beberapa daerah. Serangan berupa, perusakan, vandalisme, hingga pembakaran. Elon Musk, pembakaran. Elon Musk, founder sekaligus CEO Tesla, menyebut protes terhadap Tesla sebagai terorisme.
"Tidak diragukan lagi bahwa menembakkan peluru ke toko-toko Tesla dan membakar Supercharger adalah tindakan terorisme," demikian tulis Musk di platform X.
Apa yang sebenarnya membuat Tesla jadi sasaran protes?