Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ford Hadapi Class Action di AS, Buntut Mesin Boros Oli

Ford Bronco (chevrolet.co.id)
Ford Bronco (chevrolet.co.id)

Produsen mobil asal Amerika Serikat, Ford, menghadapi gugatan class action di pengadilan Michigan setelah sekelompok konsumen dari sembilan negara bagian menuduh mesin pikap andalannya, Coyote V8 5.0 liter, boros oli dan bermasalah dalam sistem kontrol.

Kelompok penggugat terdiri dari para pemilik Ford F-150 yang menyatakan bahwa mesin kendaraan tersebut membutuhkan oli dalam jumlah lebih banyak dibanding standar mesin pikap modern. Kondisi ini, menurut mereka, menimbulkan ketidaknyamanan sekaligus merugikan karena harus lebih sering menambah oli di luar jadwal perawatan normal.

1. Masalah di manual hingga sistem pemantau oli

Ford Ranger Raptor (Ford RMA Indonesia)
Ford Ranger Raptor (Ford RMA Indonesia)

Dilansir dari Carscoops pada Rabu (3/9), para penggugat juga mengklaim terdapat kesalahan pada buku panduan pemilik. Manual tersebut disebut menyesatkan terkait rekomendasi penggunaan oli dan interval perawatan. Hal ini diperparah dengan adanya oil life monitor, sistem pemantau oli pintar buatan Ford, yang menyala terlalu cepat setelah 3.000 mil atau sekitar 4.800 kilometer sejak penggantian terakhir.

Kondisi tersebut membuat para pemilik merasa terbebani. Selain harus menambah oli lebih sering, mereka juga menghadapi ketidakpastian kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk mengganti oli. Dalam beberapa kasus, sistem kontrol oli bahkan disebut tidak berfungsi dengan baik, sehingga oli justru terbakar di ruang bakar mesin alih-alih digunakan untuk pelumasan.

2. Dampak jangka panjang terhadap mesin

Ford Ranger (ford.co.id)
Ford Ranger (ford.co.id)

Penggugat menilai masalah oli ini berpotensi memengaruhi performa jangka panjang mesin. Oli yang terbakar di ruang bakar bisa meninggalkan residu dan menimbulkan penumpukan sisa pembakaran. Jika dibiarkan, hal itu bisa mempercepat kerusakan mesin, menurunkan efisiensi, hingga mengurangi daya tahan kendaraan.

Keluhan konsumen tidak berhenti di situ. Beberapa laporan menyebutkan adanya dugaan bahwa Ford mengetahui cacat produksi ini, tetapi gagal melakukan recall atau penarikan kembali kendaraan yang terdampak. Bahkan sejumlah diler dilaporkan menolak memperbaiki mesin Coyote V8 5.0 liter, meski kendaraan masih berada dalam masa garansi.

Gugatan dari sembilan negara bagian

Ford Ranger (RMA)
Ford Ranger (RMA)

Saat ini, gugatan tersebut melibatkan 12 penggugat yang merupakan pemilik Ford F-150 keluaran tahun 2018, 2019, dan 2020. Mereka menuntut pertanggungjawaban Ford atas kerugian yang ditimbulkan akibat mesin boros oli tersebut.

Para penggugat berasal dari sembilan negara bagian, yakni Connecticut, Kansas, Louisiana, Michigan, Mississippi, Missouri, Kentucky, California, dan Florida. Dengan menggunakan mekanisme class action, gugatan ini berpotensi mewakili lebih banyak konsumen lain yang mengalami masalah serupa.

Ford F-150 selama ini dikenal sebagai salah satu pikap paling populer di Amerika Serikat dengan basis konsumen yang sangat loyal. Namun, kasus ini bisa menjadi pukulan besar bagi reputasi perusahaan. Jika terbukti bersalah atau lalai, Ford mungkin tidak hanya menghadapi tuntutan kompensasi finansial, tetapi juga kehilangan kepercayaan konsumen yang menjadi kekuatan utamanya.

Sejauh ini, Ford belum memberikan pernyataan resmi terkait gugatan tersebut. Industri otomotif sendiri tengah menyoroti kasus ini karena bisa menjadi preseden baru bagi tanggung jawab produsen terhadap transparansi informasi dan penanganan masalah teknis pada kendaraan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Biaya Operasional Aion UT per Hari Gak Sampai Rp10 Ribu

04 Sep 2025, 20:51 WIBAutomotive