Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mitos vs Fakta: Mobil Matic Tidak Bisa Dipakai Nanjak Curam

ilustrasi mobil SUV
ilustrasi mobil SUV (pexels.com/Connor McManus)
Intinya sih...
  • Mitos: mobil matic pasti ngos-ngosan di tanjakanBanyak yang mengira mobil matic akan kehilangan tenaga saat menanjak. Sensasi ini sering muncul karena penggunaan yang kurang tepat.
  • Fakta: mobil matic bisa menanjak, asal tahu caranyaMobil matic dirancang untuk menghadapi berbagai medan, termasuk tanjakan curam. Penggunaan mode gigi rendah seperti L, 2, atau S sangat membantu.
  • Mitos: matic cepat rusak kalau sering dipakai nanjakRisiko rusak lebih sering datang dari kebiasaan salah, seperti setengah gas terus-menerus. Kontrol pedal yang halus membantu transmisi bekerja stabil.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mobil matic sering dianggap kurang kuat saat menghadapi tanjakan curam. Banyak mitos beredar bahwa transmisi otomatis hanya cocok untuk jalan datar dan perkotaan. Akibatnya, sebagian orang ragu membawa mobil matic ke daerah pegunungan. Padahal, persepsi ini tidak sepenuhnya akurat.

Perkembangan teknologi transmisi matic sudah sangat jauh berbeda dibanding dulu. Sistemnya makin pintar dan disesuaikan dengan berbagai kondisi jalan. Namun, cara penggunaan tetap berpengaruh besar. Di sinilah pentingnya memisahkan mitos dan fakta sebelum menyimpulkan.

1. Mitos: mobil matic pasti ngos-ngosan di tanjakan

ilustrasi menyetir mobil di tanjakan
ilustrasi menyetir mobil di tanjakan (pexels.com/Connor McManus)

Banyak yang mengira mobil matic akan kehilangan tenaga saat menanjak. Transmisi otomatis dianggap lamban merespons beban berat. Ketika mobil terasa tertahan, langsung disimpulkan matic tidak cocok untuk tanjakan. Anggapan ini masih sangat umum.

Padahal, sensasi ini sering muncul karena penggunaan yang kurang tepat. Mobil matic memang bekerja berbeda dari manual. Jika hanya mengandalkan mode D tanpa teknik yang benar, performanya tidak maksimal. Masalahnya bukan di matic, tapi di cara mengemudi.

2. Fakta: mobil matic bisa menanjak, asal tahu caranya

ilustrasi menyetir mobil di tanjakan
ilustrasi menyetir mobil (pexels.com/Atlantic Ambience)

Mobil matic dirancang untuk menghadapi berbagai medan, termasuk tanjakan curam. Penggunaan mode gigi rendah seperti L, 2, atau S sangat membantu. Mode ini menahan perpindahan gigi agar tenaga tetap besar. Dengan cara ini, mobil tidak mudah kehilangan momentum.

Selain itu, menjaga putaran mesin di rentang torsi ideal sangat penting. Pengemudi perlu lebih sensitif terhadap gas. Jika dijalankan dengan benar, mobil matic bisa menanjak dengan aman. Bahkan, beberapa tipe lebih konsisten dibanding manual.

3. Mitos: matic cepat rusak kalau sering dipakai nanjak

ilustrasi sunroof mobil
ilustrasi sunroof mobil (pexels.com/Karola G)

Ada anggapan bahwa tanjakan adalah musuh utama mobil matic. Panas transmisi disebut akan cepat meningkat. Jika sering dipaksa, transmisi diyakini gampang rusak. Mitos ini membuat banyak orang ekstra takut.

Kenyataannya, matic modern punya sistem pendinginan yang memadai. Risiko rusak lebih sering datang dari kebiasaan salah, seperti setengah gas terus-menerus. Atau terlalu lama menahan mobil dengan gas di tanjakan. Bukan tanjakannya yang merusak, tapi kebiasaan pengemudinya.

4. Fakta: kontrol lebih penting daripada tenaga

ilustrasi pengharum mobil
ilustrasi pengharum mobil (pexels.com/Atlantic Ambience)

Mobil matic membutuhkan kontrol yang tenang saat menanjak curam. Menginjak gas terlalu agresif justru bikin selip dan panas berlebih. Kontrol pedal yang halus membantu transmisi bekerja stabil. Inilah kunci utama saat menghadapi tanjakan ekstrem.

Selain itu, gunakan rem tangan atau fitur hill start assist jika tersedia. Ini membantu mencegah mobil mundur saat berhenti di tanjakan. Strategi kecil ini membuat matic terasa jauh lebih aman. Lagi-lagi, soal pemahaman, bukan keterbatasan.

5. Jadi, mobil matic tidak bisa nanjak curam?

ilustrasi mobil sedan
ilustrasi mobil sedan (pexels.com/DYLBER CAUSHI)

Kesimpulan bahwa mobil matic tidak mampu menanjak curam adalah mitos. Faktanya, mobil matic bisa dan aman digunakan di tanjakan. Syaratnya adalah teknik mengemudi yang tepat dan kondisi kendaraan prima. Tanpa itu, mobil apa pun bisa bermasalah.

Pemahaman tentang fitur transmisi adalah kunci. Mengemudi matic bukan berarti pasrah pada mode D saja. Dengan kontrol yang benar, matic justru bisa sangat nyaman di tanjakan. Kepercayaan diri pengemudi sangat menentukan hasil akhirnya.

Mobil matic bukan musuh tanjakan seperti yang sering dibicarakan. Mitos ini muncul karena kurangnya pemahaman cara pakai. Dengan teknik yang tepat, mobil matic sanggup menaklukkan tanjakan curam. Bahkan dengan kenyamanan lebih.

Yang terpenting adalah mengemudi dengan sadar dan terkontrol. Jangan memaksakan mobil tanpa memahami batasnya. Saat pengetahuan bertambah, rasa takut pun berkurang. Perjalanan ke medan menanjak jadi lebih aman dan menyenangkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Arti Huruf E pada Indikator Bensin, Ternyata Bukan Empty!

07 Des 2025, 17:30 WIBAutomotive