Modus Penipuan Ini Sering Mengincar Penjual Mobil Bekas

- Pembeli pura-pura serius menekan harga dengan drama kerusakan
- Modus transfer palsu atau bukti pembayaran editan
- Pembeli yang mengajak ketemuan di lokasi sepi untuk melakukan intimidasi
Menjual mobil bekas bisa menjadi proses yang sederhana, tapi juga bisa berubah menjadi pengalaman penuh masalah jika kamu tidak berhati-hati. Di saat banyak pembeli yang benar-benar serius, ada juga oknum yang memanfaatkan kelengahan penjual untuk melakukan penipuan. Sayangnya, modus seperti ini masih terus muncul dalam berbagai bentuk yang semakin rapi dan sulit ditebak.
Karena itu, penting bagi kamu untuk memahami pola penipuan yang sering terjadi agar bisa menghindarinya sejak awal. Semakin kamu tahu bagaimana para penipu bergerak, semakin kecil risiko kamu mengalami kerugian. Artikel ini membahas beberapa modus paling umum yang menargetkan penjual mobil bekas dan bagaimana kamu bisa tetap aman.
1. Pembeli pura-pura serius menekan harga dengan drama kerusakan

Modus ini sangat sering terjadi dan biasanya dimulai dengan pembeli yang tampak ramah dan serius. Setelah melihat mobil, mereka biasanya memberi komentar berlebihan tentang banyaknya kekurangan—mulai dari rem terasa aneh, mesin bergetar, atau kaki-kaki katanya tidak stabil. Padahal, sebagian besar keluhan itu hanya dibuat-buat. Tujuannya jelas: membuat kamu panik dan merasa mobilmu memang bermasalah.
Saat kamu terlihat goyah, mereka langsung menekan harga jauh di bawah nilai pasar. Jika kamu tidak kuat mental, kamu bisa saja menerima harga rendah tersebut. Untuk menghindari tipu muslihat ini, pastikan kamu sudah melakukan pengecekan mobil sebelum dijual, simpan bukti servis, dan mintalah pembeli untuk membawa mekaniknya sendiri jika memang perlu.
2. Modus transfer palsu atau bukti pembayaran editan

Ini merupakan modus yang semakin marak pada penjualan mobil bekas. Penipu akan pura-pura menyepakati harga dan meminta nomor rekening kamu. Setelah itu, mereka mengirimkan bukti transfer yang terlihat meyakinkan, lengkap dengan watermark dan logo bank. Namun, uangnya tidak pernah benar-benar masuk ke rekening.
Jika kamu tergesa-gesa atau tidak mengecek mutasi rekening terlebih dulu, kamu mungkin saja menyerahkan mobil atau STNK tanpa menerima uang sepeser pun. Cara aman menghindarinya adalah selalu cek saldo secara langsung lewat mobile banking atau ATM. Jangan pernah serahkan mobil, kunci, BPKB, ataupun STNK sebelum uang benar-benar masuk.
3. Pembeli yang mengajak ketemuan di lokasi sepi untuk melakukan intimidasi

Modus ini memanfaatkan situasi psikologis penjual. Penipu biasanya mengajak ketemuan di tempat yang jauh dari keramaian—alasan mereka bisa berbagai macam, mulai dari “biar lebih leluasa mengecek mobil” hingga “rumah saya dekat situ.” Setelah kamu datang, mereka membawa beberapa orang lain untuk menekan kamu, baik dengan gertakan maupun ancaman agar kamu menerima harga sangat rendah.
Agar terhindar dari penipuan jenis ini, selalu pilih lokasi pertemuan yang aman, ramai, dan sudah kamu kenal. Pusat perbelanjaan, rest area, atau kantor polisi adalah pilihan yang jauh lebih aman. Jika pembeli menolak dan bersikeras memilih lokasi mencurigakan, lebih baik segera batalkan transaksi.
Jika kamu memahami berbagai modus di atas, proses menjual mobil bekas bisa berjalan jauh lebih aman. Tetap tenang, jangan buru-buru, dan pastikan semua transaksi dilakukan secara jelas dan transparan. Kamu berhak menolak jika merasa ada kejanggalan sekecil apa pun. Keamananmu jauh lebih penting daripada menjual mobil dengan cepat.
















