Nissan Motor kembali menjadi sorotan setelah mengumumkan rencana besar untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 20 ribu karyawan secara global. Angka ini mencakup sekitar 15 persen dari total tenaga kerja mereka di seluruh dunia.
Keputusan drastis ini merupakan bagian dari langkah restrukturisasi menyeluruh guna menyelamatkan bisnis yang tengah mengalami tekanan besar akibat penurunan penjualan dan kerugian finansial yang belum pernah terjadi sebelumnya.
PHK ini tidak hanya mencerminkan kondisi internal perusahaan yang semakin genting, tetapi juga menggambarkan tantangan yang dihadapi banyak produsen otomotif global di tengah perubahan tren pasar dan persaingan ketat, terutama dari kendaraan listrik dan merek-merek baru asal China.