ilustrasi robot Al (pexels.com/Hyundai Motor Group)
Meski produsen lokal mendominasi, penjualan mobil listrik impor juga tumbuh pesat. Pada periode yang sama, penjualan mobil listrik impor naik 48,6 persen menjadi 55.679 unit. Dari jumlah itu, sekitar 69,4 persen berasal dari model yang diproduksi di China, termasuk Tesla Model Y. Kehadiran merek-merek impor dengan teknologi canggih dan desain yang menarik menambah dinamika persaingan pasar.
Pertumbuhan penjualan mobil impor menunjukkan bahwa konsumen Korea Selatan semakin selektif dalam memilih kendaraan. Mereka mempertimbangkan berbagai faktor, mulai dari harga, desain, teknologi, hingga jarak tempuh baterai. Kompetisi antara merek lokal dan internasional ini pada akhirnya menguntungkan konsumen karena mendorong produsen menghadirkan inovasi baru serta menjaga harga tetap kompetitif.
Lonjakan penjualan mobil listrik di Korea Selatan pada 2025 menjadi bukti nyata adanya perubahan besar dalam preferensi konsumen. Pertumbuhan hampir 50 persen, pangsa pasar yang kian meluas, serta dominasi produsen lokal yang diimbangi dengan persaingan ketat dari merek impor, semuanya menunjukkan bahwa industri otomotif Korea sedang berada di jalur transisi menuju elektrifikasi penuh.
Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan kendaraan listrik akan menjadi pilihan utama masyarakat Korea Selatan. Dengan dukungan infrastruktur, inovasi teknologi, dan kebijakan ramah lingkungan, Korea berpotensi memperkuat posisinya sebagai salah satu pusat utama perkembangan mobil listrik dunia.