Restrukturisasi Besar-besaran, Nissan Akan Tutup Pabrik di Jepang

- Nissan merencanakan penutupan pabrik di Jepang dan Meksiko sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran.
- Pabrik Oppama di Jepang, basis produksi Nissan Leaf, akan ditutup dengan pengurangan tenaga kerja. Pabrik Shonan juga dipertimbangkan untuk ditutup.
- Nissan juga mempertimbangkan menutup pabrik-pabriknya di Meksiko, Afrika Selatan, India, dan Argentina sebagai bagian dari upaya merampingkan operasi global mereka.
Nissan sedang merencanakan penutupan beberapa pabrik di Jepang dan Meksiko sebagai bagian dari langkah restrukturisasi besar-besaran. Langkah ini diambil untuk mengatasi tantangan keuangan yang dihadapi perusahaan dan mengoptimalkan operasional global mereka.
Kabar ini muncul setelah perusahaan otomotif asal Jepang tersebut mengumumkan strategi penghematan biaya yang melibatkan pengurangan jumlah tenaga kerja dan pabrik yang beroperasi.
1. Penutupan pabrik di Jepang

Salah satu pabrik yang akan ditutup, menurut surat kabar Yomiuri yang dikutip Economic Times, adalah Pabrik Oppama yang berlokasi di Prefektur Kanagawa, Jepang. Pabrik ini sudah beroperasi sejak 1961 dan memiliki kapasitas tahunan sekitar 240.000 unit.
Pabrik Oppama juga dikenal sebagai basis produksi untuk mobil listrik Nissan Leaf, yang merupakan salah satu mobil listrik massal pertama di dunia. Penutupan pabrik ini tentu menjadi langkah besar, mengingat sejarah panjang pabrik ini dalam produksi kendaraan Nissan. Pabrik ini juga mempekerjakan sekitar 3.900 orang per Oktober 2023, yang artinya akan ada pengurangan besar dalam tenaga kerja.
Selain itu, Pabrik Shonan yang dioperasikan oleh anak perusahaan Nissan, Nissan Shatai, juga dipertimbangkan untuk ditutup. Pabrik ini memproduksi van komersial dan memiliki kapasitas tahunan sekitar 150.000 unit.
Pabrik Shonan mempekerjakan sekitar 1.200 orang, dan jika penutupan ini terealisasi, akan berdampak signifikan pada karyawan yang bekerja di sana. Penutupan dua pabrik di Jepang ini akan menjadi yang pertama sejak Nissan menutup Pabrik Murayama pada tahun 2001, menandakan betapa besar langkah restrukturisasi ini bagi perusahaan.
2. Dampak di Meksiko dan fasilitas global

Selain pabrik-pabrik di Jepang, Nissan juga mempertimbangkan untuk menutup fasilitas produksinya di Meksiko. Dua pabrik yang terletak di negara ini, yang selama ini memproduksi mobil pikap Nissan Frontier dan Navara, berpotensi dihentikan. Nissan sebelumnya telah mengumumkan bahwa produksi kedua model tersebut akan dikonsolidasikan di satu lokasi pusat, yaitu Pabrik Civac di Meksiko. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Nissan untuk menyederhanakan produksi dan meningkatkan efisiensi operasional.
Tak hanya di Meksiko, Nissan juga dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menutup pabrik-pabriknya di Afrika Selatan, India, dan Argentina. Jika semua keputusan ini terlaksana, Nissan akan mengurangi jumlah pabrik produksinya dari 17 menjadi hanya 10 hingga tahun fiskal 2027. Langkah ini juga sejalan dengan pengurangan tenaga kerja global sebesar 15 persen, yang akan mempengaruhi ribuan karyawan di seluruh dunia.
3. Respons Nissan terhadap isu penutupan Pabrik

Nissan telah mengeluarkan pernyataan resmi untuk menanggapi spekulasi terkait penutupan pabrik ini. Dalam pernyataan tersebut, mereka menegaskan bahwa laporan mengenai penutupan pabrik tersebut belum bisa dikonfirmasi dan masih bersifat spekulatif. "Kami berkomitmen untuk menjaga transparansi dengan para pemangku kepentingan dan akan memberikan pembaruan yang relevan jika diperlukan," ujar perwakilan Nissan dalam keterangannya.
Meski begitu, jika penutupan pabrik-pabrik ini benar-benar terjadi, hal ini akan menjadi bagian dari strategi besar Nissan untuk merampingkan operasi mereka dan meningkatkan efisiensi biaya. Langkah ini juga merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk bertahan di pasar global yang semakin kompetitif, di mana banyak produsen mobil yang sedang beralih ke kendaraan listrik dan teknologi baru lainnya. Dengan begitu, meski ada dampak negatif bagi karyawan dan fasilitas produksi, langkah restrukturisasi ini diharapkan dapat mengembalikan Nissan ke jalur pertumbuhan yang lebih baik.