ilustrasi mesin mobil hybrid (auto2000.co.id)
Munculnya Toyota Veloz Hybrid dengan harga Rp 299 juta bisa dilihat sebagai strategi Toyota untuk mempertahankan relevansi di segmen elektrifikasi, terutama bagi konsumen yang lebih nyaman dengan teknologi hybrid atau belum siap beralih penuh ke BEV. Hybrid bisa menjadi jembatan antara mobil konvensional dan mobil listrik penuh.
Namun, tren jangka menengah dan panjang tampaknya berada di pihak BEV. Pertumbuhan penjualan BEV yang pesat, dukungan insentif yang lebih besar, dan banyaknya model BEV pendatang (termasuk dari merek Tiongkok) mengindikasikan bahwa BEV berpeluang terus mengungguli hybrid. Jika tren ini berlanjut, hybrid mungkin akan tetap menjadi segmen khusus (misalnya untuk konsumen Toyota loyal atau area dengan infrastruktur terbatas), tetapi sulit “mengalahkan” pasar BEV secara keseluruhan.
So, meskipun peluncuran Veloz Hybrid seharga Rp 299 juta menunjukkan bahwa hybrid masih dianggap relevan oleh produsen besar, data saat ini menunjukkan bahwa BEV mulai unggul dalam penjualan di Indonesia. Jika insentif dan pilihan model BEV terus berkembang, kemungkinan besar mobil listrik murni akan terus menguasai segmen elektrifikasi, dan hybrid mungkin akan berfungsi lebih sebagai jembatan transisi daripada raja pasar elektrifikasi jangka panjang.