Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pengerjaan di bengkel motor (wahanahonda.com)
pengerjaan di bengkel motor (wahanahonda.com)

Saat musim hujan, banyak pengendara motor matik yang merasa was-was ketika melewati genangan air. Salah satu kekhawatiran paling umum adalah ketika air hujan masuk ke bagian CVT (Continuously Variable Transmission). Komponen ini berfungsi sebagai sistem penggerak utama pada motor matik, menggantikan rantai pada motor manual. Karena letaknya berada di bagian bawah, CVT sangat rentan terkena cipratan air, terutama ketika motor sering melintasi jalanan tergenang.

Masalahnya, tidak semua pengendara tahu dampak air hujan yang masuk ke ruang CVT. Banyak yang menganggap hal itu sepele, padahal jika dibiarkan, air di dalam CVT bisa menimbulkan berbagai gangguan yang membuat performa motor menurun drastis. CVT yang basah tidak hanya membuat tarikan motor jadi berat, tetapi juga dapat mempercepat kerusakan komponen di dalamnya.

1. Tarikan motor jadi berat

ilustrasi motor mogok (unsplash.com/John Canelis)

Ketika air hujan masuk ke dalam ruang CVT, sabuk (belt) dan pulley bisa menjadi licin. Akibatnya, gaya gesek yang dibutuhkan untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang berkurang. Inilah penyebab utama tarikan motor terasa berat atau tersendat, terutama saat awal berakselerasi. Kondisi ini sangat terasa ketika pengendara baru saja melewati genangan dan hendak melaju kembali. Selain itu, suara “menderu” dari ruang CVT biasanya ikut muncul karena belt tergelincir di antara pulley yang basah.

Masalah ini bisa membahayakan jika terjadi di jalan menanjak atau saat ingin menyalip kendaraan lain, karena respon mesin jadi tidak secepat biasanya. Jika dibiarkan terlalu lama, belt yang terus bekerja dalam kondisi licin bisa aus sebelum waktunya dan menyebabkan CVT kehilangan tenaga sepenuhnya.

2. Timbul karat dan kerusakan pada komponen logam

ilustrasi bengkel motor (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Selain menyebabkan slip, air yang masuk ke ruang CVT juga bisa menimbulkan karat pada bagian logam seperti pulley, bearing, dan per kopling. Air hujan yang bercampur dengan debu atau lumpur akan membentuk lapisan lembap di dalam rumah CVT. Dalam jangka panjang, kondisi ini mempercepat korosi dan membuat komponen bekerja tidak mulus lagi. Akibatnya, muncul suara berdecit atau getaran kasar ketika motor digas.

Untuk mencegah hal ini, pengendara disarankan segera mengeringkan bagian CVT setelah melewati banjir atau jalan tergenang. Bengkel biasanya akan membuka cover CVT dan menyemprotkan udara bertekanan untuk mengeluarkan sisa air dan kotoran yang menempel.

3. CVT bisa selip atau tidak berfungsi

ilustrasi bengkel motor (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Dalam kasus yang lebih parah, air di dalam CVT bisa menyebabkan sistem transmisi tidak berfungsi sama sekali. Motor bisa kehilangan tenaga, tidak bisa menanjak, bahkan mogok. Ini terjadi karena belt sudah terlalu basah dan tidak bisa menyalurkan tenaga dari mesin ke roda. Pada titik ini, motor perlu diperiksa dan dibersihkan total di bengkel, termasuk mengganti grease di area pulley jika sudah terkontaminasi air.

Jadi, jangan anggap remeh air hujan yang masuk ke CVT. Setelah berkendara di tengah hujan deras atau genangan air, sebaiknya sempatkan waktu untuk memeriksa kondisi CVT agar performa motor tetap optimal dan awet.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team