Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sepeda motor mogok (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi sepeda motor mogok (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak pengendara motor yang mengira semakin tinggi angka oktan pada bensin, maka semakin baik pula performa mesin. Anggapan itu tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Faktanya, bensin beroktan tinggi seperti RON 98 atau 100 memang dirancang untuk mesin berkompresi tinggi, bukan untuk semua jenis motor. Penggunaan bensin dengan oktan terlalu tinggi pada motor standar justru bisa menimbulkan efek samping yang tidak disadari, salah satunya membuat busi cepat rusak.

Busi merupakan komponen penting dalam sistem pembakaran karena bertugas memercikkan api yang menyalakan campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar. Jika jenis bensin yang digunakan tidak sesuai karakter mesin, proses pembakaran menjadi tidak efisien dan dapat meninggalkan residu di kepala busi. Akibatnya, performa motor menurun, konsumsi bahan bakar meningkat, bahkan usia busi bisa lebih pendek dari seharusnya. Lalu, bagaimana sebenarnya hubungan antara oktan tinggi dan umur busi?

1. Mesin standar tidak membutuhkan oktan terlalu tinggi

ilustrasi motor mogok (unsplash.com/John Canelis)

Setiap mesin motor dirancang dengan rasio kompresi tertentu. Motor dengan rasio kompresi rendah hingga sedang (sekitar 9:1 atau 10:1) umumnya cukup menggunakan bensin beroktan 90–92 seperti Pertalite atau Pertamax. Bensin beroktan tinggi seperti RON 98 baru dibutuhkan oleh mesin berkompresi tinggi karena mampu menahan gejala knocking atau detonasi.

Jika bensin beroktan tinggi digunakan pada mesin standar, pembakarannya justru tidak sempurna karena bahan bakar lebih sulit terbakar. Akibatnya, sisa bahan bakar bisa menumpuk dan meninggalkan kerak di ruang bakar serta di kepala busi.

2. Pembakaran tidak efisien bisa membuat busi cepat kotor

ilustrasi busi motor (vecteezy.com/Popel Viacheslav)

Salah satu tanda busi mulai bermasalah adalah munculnya jelaga hitam atau kerak pada ujung elektroda. Kondisi ini bisa disebabkan oleh pembakaran yang tidak sempurna karena bensin beroktan tinggi membutuhkan tekanan dan suhu lebih besar untuk terbakar sempurna.

Pada motor standar, tekanan itu tidak tercapai, sehingga bahan bakar cenderung tidak terbakar tuntas. Residu yang tertinggal di ruang bakar akan menempel pada busi dan mengganggu percikan api. Dalam jangka panjang, hal ini bisa membuat busi gagal memercikkan api dengan baik dan memperpendek umurnya.

3. Gunakan bensin sesuai rekomendasi pabrikan

ilustrasi isi bensin (unsplash.com/Visual Karsa)

Setiap pabrikan motor telah menetapkan jenis bahan bakar yang ideal untuk mesinnya. Informasi ini biasanya tertera pada buku manual atau di dekat tangki bahan bakar. Menggunakan bensin dengan oktan sesuai rekomendasi akan menjaga pembakaran tetap efisien, suhu mesin stabil, dan busi bekerja optimal. Jika ingin meningkatkan performa, pastikan mesin memang sudah di-upgrade untuk menyesuaikan dengan bahan bakar beroktan tinggi, bukan hanya menggantinya begitu saja. 

Kesimpulannya, bensin beroktan tinggi tidak selalu lebih baik untuk semua motor. Justru jika digunakan tidak sesuai spesifikasi, pembakaran bisa tidak sempurna dan membuat busi cepat aus. Jadi, sebelum memilih bahan bakar, pahami dulu kebutuhan mesinmu agar performa tetap maksimal dan usia komponen lebih panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team