Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
mitsubishi-motors.co.id
mitsubishi-motors.co.id

Banyak biker memilih motor matik untuk penggunaan harian karena alasan kepraktisan dan kenyamanan. Yup, menggunakan motor matik memang tinggal gas dan rem saja, semudah dan senyaman itu. Tapi tahu gak sih, di balik kenyamanan dan kepraktisan itu, ada satu komponen yang bekerja ekstra keras, yakni CVT (Continuously Variable Transmission).

Komponen satu ini berperan penting dalam menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang agar motor bisa melaju dengan optimal. Belt CVT akan bekerja terus-menerus setiap kali motor dinyalakan. Karena itu, belt termasuk komponen yang memiliki batas usia pakai dan wajib diganti secara berkala.

Jika dibiarkan terlalu lama tanpa perawatan atau penggantian, performa motor bisa menurun, getaran makin terasa, bahkan belt bisa putus di tengah jalan. Lalu, sebenarnya berapa lama masa pakai belt CVT motor matik jika digunakan setiap hari?

1. Rata-rata umur belt CVT berdasarkan rekomendasi pabrikan

Ilustrasi cvt motor (wahanahonda.com)

Secara umum, masa pakai belt CVT motor matik berkisar antara 20.000 hingga 25.000 kilometer, tergantung dari merek dan jenis motor. Angka ini bisa menjadi patokan dasar bagi pengguna yang memakai motor untuk aktivitas harian, seperti berangkat kerja, antar anak sekolah, atau keperluan rumah tangga. Namun, jarak tempuh bukan satu-satunya faktor. Kondisi jalan, gaya berkendara, dan suhu mesin juga memengaruhi umur belt.

Beberapa pabrikan, seperti Honda dan Yamaha, menyarankan pemeriksaan kondisi belt setiap 8.000–10.000 km. Pemeriksaan ini penting untuk memastikan belt masih lentur, tidak retak, dan tebalnya masih sesuai standar. Jika sudah mulai terlihat tanda-tanda aus seperti retakan kecil, permukaan kasar, atau muncul bunyi “cuit-cuit” saat motor digas, sebaiknya segera ganti sebelum belt benar-benar putus.

2. Penggunaan harian bisa memperpendek umur belt

ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Stephen Leonardi)

Motor matik yang digunakan setiap hari, terutama di jalan macet, biasanya memiliki umur belt yang lebih pendek dibandingkan motor yang jarang dipakai. Ini karena pada kondisi macet, mesin dan sistem CVT terus bekerja meski motor hanya melaju pelan atau berhenti sebentar. Panas dari gesekan antara pulley dan belt akan meningkat, sehingga material karet pada belt cepat mengeras dan retak.

Selain itu, gaya berkendara juga punya peran penting. Sering melakukan akselerasi mendadak atau membawa beban berat bisa mempercepat ausnya belt. Sama halnya dengan pengendara yang suka memacu motor dengan kecepatan tinggi tanpa jeda istirahat. Idealnya, pengendara memberi waktu pendinginan setelah menempuh jarak jauh agar belt tidak overheat dan tetap elastis.

3. Tips agar belt CVT lebih awet

ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Pexels Olivier Darny)

Untuk menjaga umur belt CVT agar tahan lama, lakukan servis CVT secara berkala di bengkel resmi atau terpercaya. Bersihkan bagian dalam CVT dari debu, pasir, atau serpihan karet bekas belt lama. Gunakan hanya belt orisinal atau merek aftermarket yang sudah teruji kualitasnya, karena bahan karet yang baik akan lebih tahan panas dan lentur.

Selain itu, hindari gaya berkendara agresif dan usahakan tidak sering membawa beban melebihi kapasitas motor. Perhatikan juga ventilasi CVT agar sistem pendinginan tetap optimal. Dengan perawatan yang benar, belt CVT bisa bertahan lebih dari 25.000 km, bahkan hingga 30.000 km tergantung kondisi pemakaian.

Merawat belt CVT bukan hanya soal menjaga performa motor, tetapi juga keselamatan berkendara. Belt yang aus bisa membuat akselerasi tersendat atau motor kehilangan tenaga secara tiba-tiba. Jadi, jika motor matik Anda digunakan setiap hari, jangan tunda pengecekan dan penggantian belt agar perjalanan tetap lancar dan nyaman setiap waktu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team