Jakarta, IDN Times - Royal Enfield Himalayan resmi meluncur di tanah air pada hajatan Indonesia International Motor Show April 2018. Motor yang konon terinspirasi dari medan terjal Pegunungan Himalaya ini mengusung tagline gagah, yakni 'Built for all roads, Built for no roads'.
IDN Times pun penasaran dengan kalimat tersebut. Benarkah motor ini bisa melahap semua varian jalan -bahkan jalan yang belum ada jalannya- atau hanya iklan kecap semata?
Secara kebetulan Royal Enfield Indonesia mengundang IDN Times mencicipi langsung motor ini selama dua hari berturut-turut, yakni pada Kamis-Jumat (28-29) November 2019.
Rute yang disuguhkan pun sangat menantang, yakni Bumi Serpong Damai (BSD)-Rumpin-Cibunian-Bukit Panorama-Gunung Bundar-Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Lido- Cikidang pada hari pertama.
Rute tersebut menawarkan beragam varian jalan, dari jalan super jelek di Rumpin hingga jalan menanjak-menurun yang berliku-liku di Cikidang.
Pada hari kedua kami menelusuri Cisolok-Sawarna- Panggarangan-Citorek Kidul-Jasinga-BSD. Rute hari kedua ini lumayan ekstrem, baik tanjakan maupun turunannya.
Jalur paling menyiksa adalah Panggarangan-Citorek Kidul. Panjang jalan ini hanya sekitar 10 kilometer. Namun medannya sungguh berat. Sebab, selain tanjakan dan turunan yang curam dan berliku-liku, jalan ini juga masih berupa bebatuan, pasir dan tanah! Tak mengherankan jika jalur ini belum tercatat di Google Maps.
Lalu bagaimana impresi atau kesan IDN Times setelah berkencan selama dua hari bersama Royal Enfield Himalayan? Berikut ulasannya.