Isu tentang helm berat yang memicu nyeri leher saat touring selalu menjadi perdebatan panjang di kalangan pengendara. Banyak yang merasa bahwa bobot helm adalah faktor utama ketidaknyamanan, padahal kenyataannya masalah tersebut jauh lebih kompleks. Faktor ergonomi tubuh, kekuatan otot leher, kualitas busa helm, hingga durasi berkendara seringkali berperan lebih besar daripada sekadar angka berat pada spesifikasi helm.
Selain itu, persepsi tentang rasa berat acapkali dipengaruhi oleh posisi duduk, kondisi jalan, dan stabilitas helm ketika melawan angin. Pemahaman yang lebih menyeluruh akan membantu pengendara menilai apakah helm benar-benar menjadi penyebab nyeri leher atau hanya mitos yang beredar dari pengalaman yang kurang akurat. Supaya perjalanan tetap nyaman dan aman, yuk selami fakta dan mitosnya secara lebih bijak lewat uraian berikut!
