Ilustrasi bendera China. (unsplash.com/Arthur Wang)
Sementara yang menjadi sorotan adalah China, yang dengan cepat mengembangkan kemampuan energi nuklirnya dalam dekade terakhir. Antara tahun 2016 dan 2021 misalnya, negara ini meningkatkan pangsa produksi energi nuklir global dari di bawah 10 persen menjadi lebih dari 14 persen, menyalip Prancis di peringkat kedua.
Sebaliknya, pangsa Inggris merosot menjadi 2 persen pada periode yang sama. Sedangkan Ukraina sangat bergantung pada energi nuklir untuk menggerakkan jaringan listriknya.
Pada Maret 2022, Ukraina kehilangan akses ke PLTN Zaporizhzhia setelah tentara Rusia merebut kendali fasilitas tersebut. Dengan enam reaktor berkapasitas 1.000 MW, pembangkit listrik tersebut merupakan salah satu yang terbesar di Eropa.