Balikpapan, IDN Times - Dengan letak geografis di bibir pantai, tak heran Kabupaten Panajam Paser Utara (PPU) 'panen' banyak limbah dari pohon kelapa. Limbah sabut kelapa menjadi pemandangan lumrah di kabupaten yang termasuk wilayah Kalimantan Timur tersebut.
Oleh masyarakat PPU, limbah sabut kelapa ini seringkali hanya dibakar. Namun, ujung-ujungnya malah menghasilkan sarang ular dan nyamuk.
Melihat persoalan ini, lahirlah ide di benak Rusni Pebriyanti, Ketua Koperasi Kriya Inovasi Mandara (KIM). Rusni kemudian putar otak untuk memanfaatkan limbah sabut kelapa menjadi produk yang lebih berguna.
KIM dibentuk pada 2016. Awalnya KIM didampingi oleh perusahaan swasta, lalu berpisah pada 2020 dan resmi didampingi Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) pada 2022. Program pendampingan ini merupakan bagian dari program CSR dari PHKT yang bernama Pusaka atau 'Pemanfaatan Ulang Sabut Kelapa'.
Pemanfaatan limbah kelapa ini nantinya menghasilkan dua produk utama, yaitu cocopeat dan cocofiber. Kedua produk utama ini kemudian dapat diolah menjadi berbagai produk tepat guna.
Yuk, kita tengok potret proses pengelolaan limbah kelapa menjadi berbagai produk berguna!