Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
224 Desa di Aceh Belum Dialiri Listrik, Bahlil Ungkap Penyebabnya
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. (Dok. Kementerian ESDM)

Intinya sih...

  • Kementerian ESDM mencatat sebanyak 224 desa di 10 kabupaten di Provinsi Aceh hingga kini belum kembali teraliri listrik pascabanjir.

  • Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melepas pengiriman bantuan kemanusiaan berupa 1.000 unit genset serta 3.000 unit kompor gas lengkap dengan regulator dan selang bagi warga terdampak banjir di wilayah Aceh dan Sumatra.

  • Genset digunakan sebagai solusi sementara untuk menjaga akses listrik masyarakat di wilayah yang infrastruktur kelistrikannya belum dapat dipulihkan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 224 desa di 10 kabupaten di Provinsi Aceh hingga kini belum kembali teraliri listrik pascabanjir.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan, hal itu disebabkan kerusakan infrastruktur kelistrikan yang belum dapat dipulihkan karena masih adanya genangan air, terutama pada jaringan tegangan rendah, meski jaringan tegangan tinggi di sejumlah titik telah kembali terkoneksi.

"Listrik khususnya di Aceh secara tegangan tinggi itu sudah terkoneksi baik dari backbone Sumatra maupun Arun dan Biereun, Nagan Raya, itu semua sudah terkoneksi. Tetapi kita tahu bahwa kondisi untuk jaringan rendahnya masih banyak daerah-daerah yang belum bisa kita masuki. Ini terjadi karena infrastruktur yang belum selesai," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/12/2025).

1. Pemerintah kirim genset dan kompor gas untuk warga terdampak

Kementerian ESDM kirim genset ke Aceh. (Dok. Kementerian ESDM)

Untuk mengatasi desa yang belum teraliri listrik, Bahlil melepas pengiriman bantuan kemanusiaan berupa 1.000 unit genset serta 3.000 unit kompor gas lengkap dengan regulator dan selang bagi warga terdampak banjir di wilayah Aceh dan Sumatra.

Bantuan genset tersebut ditujukan bagi 224 desa di 10 kabupaten di Provinsi Aceh yang hingga kini belum teraliri listrik. Pengiriman dilakukan sebagai bagian dari respons cepat pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat pascabencana, terutama bagi keluarga yang kehilangan akses listrik dan sarana memasak.

Pengiriman genset dilakukan menggunakan pesawat Hercules milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). Sementara itu, bantuan kompor gas beserta kelengkapannya diberangkatkan melalui pesawat kargo agar dapat segera tiba di lokasi tujuan.

"Hari ini atas arahan Presiden Republik Indonesia, Kementerian ESDM mengirimkan bantuan 1.000 unit genset dengan kapasitas rata-rata di 5-7 KVA. Selain rumah, bantuan genset ini juga dipergunakan untuk melistriki saudara-saudara yang masih ada di tenda-tenda pengungsian agar mereka juga bisa mendapatkan fasilitas listrik," ujar Bahlil.

2. Genset jadi solusi sementara di tengah kerusakan jaringan

Pemulihan listrik di Sumatra. (Dok. Kementerian ESDM)

Mantan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu menekankan genset digunakan sebagai solusi sementara untuk menjaga akses listrik masyarakat di wilayah yang infrastruktur kelistrikannya belum dapat dipulihkan.

"Jadi selama infrastruktur daratnya belum selesai, dan tegangan rendahnya belum clear, kita akan mengintervensi dengan genset yang ada," ucapnya.

Kebutuhan bahan bakar untuk operasional genset tersebut akan dipasok oleh PT Pertamina Niaga, sehingga penerima bantuan tidak langsung dibebani biaya bahan bakar pada tahap awal distribusi.

3. Bantuan disiapkan sesuai standar logistik

Kementerian ESDM kirim genset ke Aceh. (Dok. Kementerian ESDM)

Sebelum diberangkatkan, bantuan untuk Sumatra telah melalui proses pengecekan, pendataan, dan pengemasan sesuai standar logistik agar aman selama penerbangan dan siap digunakan setibanya di lokasi. Pemerintah juga memastikan distribusi dilakukan melalui koordinasi dengan pemerintah daerah, aparat setempat, dan posko penanganan bencana agar penyaluran tepat sasaran.

Bantuan kompor gas yang dikirim berjumlah 3.000 unit dengan berbagai jenis dan kemasan. Selain itu, turut dikirim 3.000 unit regulator dan selang gas yang dikemas dalam 300 dus. Secara keseluruhan, estimasi total berat bantuan kompor gas beserta perlengkapannya mencapai sekitar 7.935 kilogram atau hampir delapan ton.

Melalui pengiriman tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memastikan proses distribusi terus dipantau hingga bantuan diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat terdampak banjir.

Editorial Team