23 Tahun Mengabdi, Bos Amazon David Clark Mengundurkan Diri

Dave, sapaan akrab David, sudah mendiskusikan langkahnya mundur dari Amazon dengan keluarganya dan orang-orang terdekat yang ada di kehidupan pribadinya. Ia juga memastikan agar tim yang ia tinggal di Amazon mampu tetap berkarya sepeninggal dirinya.

"Beberapa waktu lalu saya telah mendiskusikan niat saya untuk beralih dari Amazon dengan keluarga dan orang terdekat saya. Saya juga ingin memastikan tim ketika saya tinggalkan bisa terus berkarya dan sukses," tulisnya dalam sebuah email perpisahan kepada karyawan.

Pengumuman David cabut dari Amazon menandai kepergian kedua di jajaran bos Amazon dalam beberapa hari terakhir ini. Pada Rabu (1/6/2022), Sheryl Sandberg, salah satu wanita yang mempunyai peran penting di perusahaan mengumumkan untuk mengundurkan diri sebagai Chief Operating Officer Facebook, perusahaan yang notabene dia bantu ubah menjadi raksasa periklanan digital.

Lebih lanjut, karier Dave di Amazon tidak bisa dilihat sebelah mata. Amazon membuktikan bahwa seseorang dengan kapasitas dan kapabilitas yang tinggi mampu memiliki karir yang cukup pesat, seperti yang dilami oleh Dave.

Dave memulai kariernya sebagai manajer operasi Amazon 23 tahun yang lalu. Kemudian, naik ke posisi manajer umum regional, dan akhirnya menjadi bos yang bertugas mengawasi seluruh bisnis konsumen Amazon yang ada di seluruh dunia.

Ketika dia bergabung dengan perusahaan, Amazon hanya memiliki enam gedung atau fasilitas. Sesaat setelah dave masuk, perusahaan menunjukan perkembangan yang signifikan dengan mampu meraup 470 miliar dolar AS dalam laporan penjualan tahun lalu dan didapuk sebagai perusahaan dengan nilai triliunan dolar AS. Lini bisnis Amazon sendiri sekarang mencakup belanja online, bahan makanan, streaming, gadget, dan layanan Web.

Saat Dave berada di raksasa e-commerce dunia seperti Amazon, kritik maupun investigasi dari pihak terkait juga pernah dilakukan. Dalam beberapa tahun terakhir, Amazon juga sering menjadi subjek pengawasan DPR AS.

Penyelidik di Capitol Hill menemukan bahwa Amazon termasuk di antara segelintir raksasa teknologi yang terlibat dalam taktik anti-persaingan, gaya monopoli, dan menyerukan perubahan besar-besaran pada undang-undang federal untuk memberdayakan regulator. Laporan tersebut menurut penyelidikan DPR AS pada tahun 2020 silam yang berlangsung selama 16 bulan dan dengan jumlah setebal 450 halaman.