Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi BBM Pertalite. (Dok. Pertamina)
Ilustrasi BBM Pertalite. (Dok. Pertamina)

Intinya sih...

  • Pemerintah pacu produksi kilang untuk tekan impor.

  • Stok BBM diperkuat jadi 27 hari jelang Nataru.

  • Antisipasi rentetan hari besar keagamaan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyatakan Indonesia masih harus mengimpor kurang lebih 60 persen dari total kebutuhan Pertalite nasional.

Menurut Yuliot, total kebutuhan Pertalite di Indonesia dalam satu tahun mencapai sekitar 39 juta kiloliter (KL). Artinya, mayoritas masih dipasok dari impor.

"Jadi, kalau kita refleksikan, untuk kebutuhan kita dalam satu tahun untuk Pertalite, itu sekitar 39 juta kiloliter. Jadi, 39 juta kiloliter ya kita masih impor sekitar 60 persen untuk Pertalite," katanya di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Selasa (25/11/2025).

1. Pemerintah pacu produksi kilang untuk tekan impor

PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) mencatat pencapaian penting dengan melaksanakan pemasukan perdana catalyst pada unit Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC), Minggu (17/8/2025). Foto Pertamina

Yuliot menjelaskan, pemerintah sedang berupaya meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor Pertalite. Itu dilakukan melalui penyelesaian proyek dan efisiensi di berbagai kilang.

"Jadi, ini untuk pasokan kebutuhan BBM) dalam negeri ini secara bertahap ini kita akan usahakan disediakan dari kilang di dalam negeri," ujarnya.

2. Stok BBM diperkuat jadi 27 hari jelang Nataru

Mobil tanki BBM keluar dari Fuel Terminal Boyolali. (IDN Times/Larasati Rey)

Lebih lanjut, Yuliot membeberkan persiapan stok BBM untuk menghadapi periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pemerintah memutuskan untuk menaikkan standar stok BBM dari sebelumnya 23 hari menjadi 27 hari.

"Jadi, dari standar yang ada, itu kan juga sudah disampaikan oleh Pak Menteri, itu justru kita akan meningkatkan dari standar 23 hari itu menjadi 27 hari," kata Yuliot.

3. Antisipasi rentetan hari besar keagamaan

Penggunaan kendaraan bermotor mengisi Pertamax Green 95 di SPBU Pertamina 44.552.11 di Jalan Kyai Mojo No.52, Bener, Tegalrejo, Yogyakarta, Sabtu (9/8/2025) siang. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Peningkatan stok BBM dilakukan bukan hanya untuk pengamanan Nataru, tetapi juga karena periode libur tersebut akan berlanjut menyambut hari-hari besar keagamaan lainnya, seperti Imlek, Ramadan, dan Idul Fitri.

"Jadi, kita juga harus memastikan bahwa stok BBM di dalam negeri tersedia cukup untuk kebutuhan masyarakat dan industri," ujar Yuliot.

Editorial Team