Jakarta, IDN Times - Isu perubahan Kementerian BUMN menjadi Badan BUMN makin mencuat jelang pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024 mendatang.
Badan BUMN itu dirancang menjadi super holding, yakni induk dari holding-holding BUMN. Holding BUMN itu adalah gabungan perusahaan BUMN yang menjalankan bisnis sebagai satu ekosistem, atau menjalankan bisnis di sektor yang sama.
Menanggapi isu tersebut, Associate Director BUMN Research Universitas Indonesia, Toto Pranoto mengatakan pemerintahan Prabowo harus berhati-hati dalam mengubah Kementerian BUMN menjadi badan.
“Karena kalau misalnya perubahannya terlalu cukup ekstrim ya, mungkin juga persiapan-persiapan kan perlu dilakukan dengan lebih cermat, seksama ya. Karena ini kan masalah mengelola aset besar, aset yang mendekati hampir Rp10 ribu triliun lebih,” kata Toto usai menghadiri diskusi Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas di Sarinah, Jakarta, Selasa (8/10/2024).