Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn. (dok. UNDP)
Adapun proyek ASEAN Blue Economy Innovation terdiri dari tiga kegiatan utama, yakni ASEAN Blue Innovation Challenge, Program Inkubasi, dan program Temu Usaha (Business Matchmaking).
Inovator terpilih akan diikutsertakan ke dalam program pendampingan selama program inkubasi untuk menyempurnakan dan mengkomersialisasikan solusi mereka selama periode enam bulan.
Selain itu, selama menjalani kegiatan Business Matchmaking, tim pemenang berkesempatan mempresentasikan solusi inovatif mereka kepada komunitas bisnis, pemodal, dan investor untuk memperoleh akses ke investasi biru di wilayah tersebut.
“Proyek ini tidak hanya bertujuan memperbaiki hasil ekonomi dari sektor kelautan, tapi juga meningkatkan resiliensi masyarakat pesisir dalam menghadapi perubahan iklim dan degradasi lingkungan,” kata Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn dikutip dari keterangan resmi, Rabu (15/5/2024).
Pendaftaran untuk ASEAN Blue Innovation Challenge masih terbuka hingga 31 Mei 2024 tengah malam waktu Jakarta. Bagi inovator dari negara ASEAN dan Timor Leste masih memiliki waktu untuk mengusulkan solusi yang tepat untuk mengatasi isu perubahan iklim, polusi plastik di laut, serta perikanan dan pariwisata berkelanjutan melalui https://www.undp.org/indonesia/blueinnovation.