Ada Pemilu, Tabungan di Bawah Rp100 Juta Naik

Intinya sih...
- Tabungan masyarakat di bawah Rp100 juta bertambah pada momen Pemilu, sejalan dengan momentum kampanye.
- Investor yang tadinya menunggu, mulai implementasi rencana bisnisnya setelah usainya pemilu ditandai dengan pengumuman Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan pada momen Pemilihan Umum (Pemilu) tabungan masyarakat di bawah Rp100 juta mulai bertambah. Peningkatan ini sejalan dengan pelaksanaan momentum kampanye.
"Mungkin juga tadi dana Pemilu, kampanye sebagian ditabung sama orang-orang yang di bawah terima duit itu, mungkin ya. Tapi yang jelas secara keseluruhan keadaan membaik," kata Purbaya dikutip, Jumat (22/3/2024).
1. Investor tidak lagi wait and see
Purbaya optimistis dengan usainya hajatan pemilu yang ditandai dengan pengumuman Presiden dan Wakil Presiden terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), maka kondisi ekonomi akan lebih kondusif. Pasalnya, yang semula investor cenderung wait and see, sekarang tidak lagi.
"(Investor yang tadinya wait and see, enggak akan wait and see lagi) Mulai akan implementasi rencana bisnisnya. Jadi ke depan pertumbuhan kredit dan DPK ekonomi bisa berjalan dengan baik," ujar Purbaya.
2. Tabungan di bawah Rp100 juta bakal naik
Berdasarkan data LPS, tabungan orang kaya atau simpanan lebih dari Rp5 miliar pada Februari 2024 tumbuh 6,1 persen. Sedangkan Januari 2024 tumbuh 6,27 persen, dan Desember 2023 hanya di 3,51 persen.
Ia menilai, susutnya tabungan di Desember tahun lalu membuat pihaknya khawatir bahwa perusahaan-perusahaan besar tidak lagi memiliki duit.
"Tapi faktanya bahwa kemarin naik lagi ke 6 persen ini level yang normal menurut kami sebelum COVID seperti ini," ucapnya.
Purbaya melanjutkan, untuk masyarakat dengan tabungan di bawah Rp100 juta pada Februari tumbuh 5,17 persen. Kemudian di Januari meningkat 5,39 persen.
"Di Juni, September, Desember itu di bawah 4 persen. Jadi kelihatan yang bawah pun sudah ada perbaikan dari sisi pendapatan sehingga mereka menabung lebih lagi," ucap dia.
3. Kinerja kredit dan DPK akan makin baik
Berdasarkan data Bank Indonesia, kredit perbankan tumbuh 11,28 persen secara year on year (yoy) pada Februari 2024. Meski berada dalam kisaran tinggi, pertumbuhan kredit tersebut cenderung melambat dibandingkan Januari 2024 yang sebesar 11,83 persen (yoy).
Sedangkan ketersediaan likuiditas perbankan tecermin pada tingginya rasio AL/DPK sebesar 27,41 persen yang didukung oleh KLM Bank Indonesia. Untuk mencapai target pertumbuhan kredit 2024 di tengah pertumbuhan DPK Februari 2024 sebesar 5,66 persen (yoy), perbankan melanjutkan strategi realokasi aset dan optimalisasi pricing pendanaan.
"Likuiditas yang tercermin dari AL/DPK itu kelihatannya masih normal saja. Tapi dilihat dari pertumbuhan kredit sekarang sudah membaik dibandingkan kuartal IV tahun lalu, meskipun membaiknya tidak signifkan tapi arahnya sudah membaik," ucapnya.
Purbaya menjelaskan, dengan selesainya pemilu maka kinerja kredit hingga DPK akan lebih baik lagi, termasuk likuiditas.
"Jadi (perkiraan) kami di kuartal I saya pikir kalau DPK kembali ke level normal 6-7 persen. Ini sudah kelihatan di Januari-Februari sekitar itu, jadi semester I akan terus membaik," ujarnya.