Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pergerakan harga saham (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi pergerakan harga saham (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.114 atau merosot 1,13 persen pada akhir perdagangan pekan lalu atau Jumat (29/11/2024). Sentimen negatif terlihat dari aliran dana asing yang keluar (outflow) hingga mencapai Rp3,9 triliun di seluruh pasar, mencerminkan adanya tekanan jual dari investor asing.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi menyatakan, kondisi tersebut menunjukkan kewaspadaan pelaku pasar terhadap perkembangan global dan domestik yang memengaruhi pergerakan indeks.

Ada sejumlah sentimen global yang memengaruhi banyaknya aliran dan asing keluar pekan lalu. Pertama adalah Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Amerika Serikat (AS) Oktober 2024 dan kedua adalah rencana pengenaan tarif Donald Trump ke negara-negara seperti Meksiko, Kanada, dan China.

1. Sentimen global pekan ini

ilustrasi portofolio saham (IDN Times/Aditya Pratama)

Berbicara tentang potensi market pada 2-6 Desember 2024, Imam menyebutkan sejumlah sentimen dari global dan domestik yang wajib diperhatikan para trader.

Dari sentimen global, pada pekan ini China akan merilis data Caixin Manufacturing PMI untuk bulan November 2024 yang diperkirakan akan menunjukkan angka 50,5, sedikit lebih tinggi dari angka bulan Oktober yang tercatat 50,3.

"Jika data Caixin Manufacturing PMI untuk bulan November 2024 dirilis di atas konsensus yang diperkirakan sebesar 50,5, ini akan memberikan dampak positif terhadap pasar, terutama terkait dengan prospek pertumbuhan ekonomi China. Kenaikan di atas ekspektasi pasar menunjukkan bahwa sektor manufaktur China lebih kuat dari yang diperkirakan," tutur Imam dalam keterangan resminya, Senin (2/12/2024).

Selain China, Amerika Serikat juga akan merilis data PMI, yaitu ISM Manufacturing PMI untuk bulan November 2024 dengan konsensus pasar memperkirakan angka 47,5, sedikit lebih baik dibandingkan dengan hasil bulan Oktober yang tercatat 46,5.

"Saya rasa, point of view-nya lumayan berbeda dengan China yang mengharapkan PMI tetap atau jauh lebih ekspansif, untuk AS pasar akan lebih berharap bahwa ekonomi AS tetap melambat sehingga potensi atau probabilitas pemangkasan suku bunga semakin besar," beber Imam.

Selain PMI, AS juga akan merilis data Tingkat Pengangguran untuk November 2024 yang diperkirakan tetap berada di 4,1 persen. Sama seperti data sebelumnya, pasar juga akan tetap berharap tingkat pengangguran AS tetap di level 4,1 persen atau lebih tinggi, hal ini dapat meningkatkan probabilitas pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Sentimen lain yang wajib diperhatikan adalah pertemuan OPEC+ pada 5 Desember 2024. OPEC+ akan menggelar pertemuan penting yang telah dijadwalkan ulang setelah sebelumnya tertunda. Pertemuan ini akan membahas keputusan terkait kebijakan produksi global minyak.

Salah satu topik utama dalam pertemuan itu adalah apakah OPEC+ akan melanjutkan kebijakan pemulihan pasokan yang telah dibatasi ataukah memperpanjang pemotongan produksi mereka hingga tahun 2025 guna menghindari kelebihan pasokan di pasar global.

2. Sentimen domestik pekan ini

ilustrasi inflasi (Freepik.com/nidashoaiba)

Sementara itu dari domestik, Imam mengimbau para trader memantau data inflasi untuk bulan November 2024 yang ada pada level 1,55 persen yoy dari periode sebelumnya, yakni 1,12 persen yoy.

Meskipun masih dalam target BI di 2,5 persen ± 1 persen, tetapi angka tersebut sudah menyentuh batas bawah dari target BI dan mengindikasikan bahwa daya beli konsumen mengalami penurunan. Pasar akan lebih berharap data inflasi lebih tinggi dari konsensus atau periode sebelumnya yang mana hal ini menggambarkan daya beli yang membaik.

Selanjutnya ada sentimen impor batubara China pada November yang juga dapat menjadi perhatian di pekan ini. Menurut Imam, impor batu bara termal seaborne China diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi pada November dengan total 37,5 juta ton, meningkat dari 32,12 juta ton pada Oktober.

"Kenaikan ini seiring dengan meningkatnya pembangkit listrik di China menjelang musim dingin," kata Imam.

Sentimen terakhir dari domestik jelang akhir tahun adalah aktivitas ekonomi yang cenderung meningkat seiring dengan perayaan Natal dan Tahun Baru. Sektor-sektor seperti ritel, pariwisata, dan perhotelan mendapat manfaat besar dari lonjakan belanja konsumen dan perjalanan liburan. Peningkatan permintaan barang-barang konsumsi, seperti pakaian, elektronik, dan makanan, juga mendorong sektor manufaktur dan distribusi.

3. Rekomendasi saham pekan ini

ilustrasi saham pada grafik saham (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Berkaca atas sentimen-sentimen tersebut, IPOT merekomendasikan tiga saham ini bagi para trader. Berikut ulasannya:

PT Petrosea Tbk (PTRO)

Peningkatan permintaan batubara di China dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan konstruksi pertambangan di Indonesia seperti PTRO. Peningkatan permintaan karena musim dingin tidak hanya menguntungkan emiten batu bara, tetapi emiten yang bergerak di jasa pertambangan batu bara juga akan diuntungkan.

PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA)

Menjelang akhir tahun, aktivitas ekonomi meningkat seiring dengan perayaan Natal dan Tahun Baru. Sektor ritel khususnya diuntungkan dari lonjakan belanja konsumen yang mempersiapkan hadiah atau untuk konsumsi pribadi. Salah satu emiten yang diuntungkan dengan adanya agenda ini adalah MAPA.

PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

BUMI merupakan emiten yang bergerak di sektor batu bara dan minyak bumi. Menjelang akhir tahun biasanya aktivitas ekonomi meningkat sehingga meningkatkan permintaan akan minyak bumi dan batu bara untuk mempersiapkan musim dingin.

Editorial Team