Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Head of Go To Market PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) Marcella Pravinata dalam diskusi “Unfiltered Live #5”. (IDN Times/Triyan).
Head of Go To Market PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) Marcella Pravinata dalam diskusi “Unfiltered Live #5”. (IDN Times/Triyan).

Intinya sih...

  • Adopsi kebiasaan menabung otomatis melalui fitur Tabungmatic Bank Saqu naik 3 kali lipat.
  • Tabungmatic mengubah uang kembalian belanja menjadi tabungan dengan bunga 10 persen per tahun.

Jakarta, IDN Times - Bank Saqu, layanan bank digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) mengatakan, adopsi kebiasaan menabung otomatis melalui fitur Tabungmatic mengalami kenaikan hingga 3 kali lipat.

"Lewat fitur Tabungmatic, fitur menabung otomatis pertama di Indonesia, nasabah dapat mengelola keuangan menjadi lebih mudah, menyenangkan dan menguntungkan," ucap Head of Go To Market PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) Marcella Pravinata dalam diskusi Unfiltered Live #5 di Jakarta, Kamis (30/5/2024).

1. Fitur Tabungmatic diluncurkan sejak November 2023

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Ia menjelaskan fitur Tabungmatic sudah diluncurkan sejak November 2023, di mana uang kembalian dari setiap transaksi belanja menggunakan QRIS di aplikasi Bank Saqu akan diubah menjadi tabungan. Uang tersebut disimpan di Saku Booster dengan tingkat bunga sebesar 10 persen per tahun (syarat dan ketentuan berlaku). 

Dia menyebut Tabungmatic sendiri menjadi fitur unggulan di tengah fenomena masyarakat Indonesia yang kesulitan menabung. Sehingga, Bank Saqu memiliki tujuan untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk kembali membangun kebiasaan menabung.

"Ke depannya Bank Saqu akan terus mengembangkan produk dan layanan untuk memudahkan masyarakat mengakses layanan keuangan yang aman, menyenangkan dan menguntungkan,” ujar Marcella.

2. Muncul fenomena dissaving di masyarakat

IDN Times

Adapun, Bank Saqu menangkap adanya fenomena dissaving, kondisi di mana seseorang membelanjakan uang melebihi pendapatan, sehingga mereka memanfaatkan sumber lain, seperti tabungan atau utang.

Fenomena ini sejalan dengan survei yang ditemukan oleh Bank Indonesia, yang mencatat rasio tabungan terhadap pendapatan pada bulan November 2023, mengalami penurunan signifikan sebesar 15,4 persen jika dibandingkan saat sebelum pandemi pada November 2019 sebesar 19,8 persen.

“Kebutuhan finansial yang semakin meningkat membuat masyarakat harus menggerus tabungan sehingga muncul tren penurunan jumlah tabungan,” ujar Marcella.

Untuk memanfaatkan fitur Tabungmatic tersebut, nasabah hanya perlu mengaktifkan fiturnya di aplikasi Bank Saqu. Lalu,tentukan nilai pembulatan yang diinginkan mulai dari Rp5.000, Rp10.000 dan Rp50.000.

Dengan adanya fitur ini, semakin banyak bertransaksi menggunakan QRIS Bank Saqu, secara tidak langsung nasabah juga akan semakin sering menabung.

3. Peredaran uang di Indonesia akan menentukan GDP

Ilustrasi Menabung. (IDN Times/Aditya Pratama)

Ekonom Senior & Peneliti, Poltak Hotradero mengatakan tabungan diperlukan di dua sisi, dari pemerintah dan juga perorangan. Jumlah tabungan akan mendorong perekonomian negara.

"Jika ada peredaran uang di Indonesia menentukan GDP. Sementara untuk masyarakat, tabungan akan jadi modal fleksibilitas dimana orang yang memiliki tabungan akan memiliki fleksibilitas lebih banyak ketimbang yang tidak punya tabungan," ucapnya.

"Misalnya, seseorang yang berhadapan dengan pilihan hidup seperti berhenti kerja atau pindah kerja bisa melangkah lebih siap ke depannya," imbuhnya. 

Sementara itu, Co-Founder Malaka Project & Content Creator, Ferry Irwandi mengatakan, hal terberat dari menabung adalah memulainya dan punya disiplin yang akan menjadikannya kebiasaan.

Oleh karena itu, dibutuhkan bantuan berupa insentif atau layanan keuangan yang dapat membantu seseorang membangun kebiasaan menabung,” kata dia.

Editorial Team