Seorang anak yang mengungsi dari provinsi bagian selatan, yang meninggalkan rumah akibat peperangan antara Taliban dengan aparat keamanan Afghanistan, tidur di taman umum yang digunakan sebagai penampungan di Kabul, Afghanistan, Selasa (10/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/FOC.
Kontrol lebih lanjut diperkirakan akan mempercepat depresiasi afghani terhadap dolar, memperburuk inflasi di negara yang lebih dari sepertiga penduduknya itu hidup dengan uang kurang dari 2 dolar AS per harinya.
“Ini masalah kekhawatiran bahwa sisa uang tunai fisik dolar AS akan berkurang lebih lanjut,” kata seorang bankir Afghanistan.
“Dengan pembatasan kami memprediksi dolar akan mencapai lebih dari 100 afghanistan terhadap dolar.”
Mata uang afghani diperdagangkan sekitar 80 terhadap dolar tepat sebelum Kabul ditaklukan Taliban pada 15 Agustus.
Bank-bank juga telah diberitahu oleh bank sentral pekan lalu untuk membatasi penarikan yang dilakukan oleh pelanggan korporat ke mata uang lokal saja. Ini dibatasi sekitar 20 persen dari biaya operasional mingguan setiap pelanggan, kata bankir itu.
Saat ini hanya ada sekitar 80 persen deposito perbankan dalam dolar. Para bankir mengatakan kontrol itu seharusnya bisa meminimalkan risiko kebangkrutan.
Sejak dibuka kembali pada paruh kedua Agustus, bank-bank di negara itu telah beroperasi dengan layanan terbatas, termasuk membatasi penarikan mingguan sebesar 200 dolar AS dan hanya ada sedikit transfer kawat (wire transfers).