Ilustrasi unit helikopter Bell 412 EP yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia untuk TNI Angkatan Darat (Dokumentasi PT DI)
Airbus dan PTDI telah menjalin kerja sama sejak tahun 1976 yang dimulai dengan lisensi untuk memproduksi pesawat taktis NC212 dan helikopter NBO-105.
MoU yang ditandatangani saat ini adalah perpanjangan dari kemitraan yang telah terjalin selama 40 tahun serta akan mencakup berbagai jenis manufaktur dan keahlian teknik yang lebih luas.
“Airbus berkomitmen untuk mempertahankan posisinya sebagai mitra terbesar Indonesia dalam industri penerbangan dan kami berharap dapat terus meningkatkan hubungan kerja sama dengan PTDI,” kata Presiden Airbus Asia-Pacific, Anand Stanley.
Kini, Airbus merupakan produsen terdepan segmen helikopter di Indonesia dengan sekitar 150 helikopter aktif yang digunakan oleh lebih dari 30 operator. Angka tersebut mencakup sepertiga dari total pasar Indonesia yang armadanya terdiri dari helikopter bermesin tunggal, ganda, hingga yang lebih besar seperti model H225M terbaru.
Sementara itu, pemerintah Indonesia merupakan pengguna utama pesawat militer Airbus, terutama pesawat angkut seperti C295. Saat ini, terdapat 11 unit C295 yang beroperasi bersama Angkatan Udara Indonesia dan Kepolisian Indonesia. Pada November 2021 lalu, Kementerian Pertahanan telah memesan dua unit A400M.
Dengan kemampuan angkut yang besar, pesawat multiperan ini akan berperan penting dalam berbagai misi termasuk terjun payung, transportasi kargo berat, dan misi evakuasi. Kementerian Pertahanan juga telah menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk pembelian empat A400M tambahan di masa depan.