Jakarta, IDN Times – Pandemik virus corona telah mendatangkan malapetaka pada industri perjalanan dan pesawat terbang, termasuk pada salah satu perusahaan pesawat terbang terbesar di dunia, Airbus.
Perusahaan pembuat pesawat terbang Eropa itu dilaporkan mencatatkan kerugian hingga lebih dari 1 miliar euro atau lebih dari Rp17 triliun tahun lalu. Dalam pengumuman pada Kamis (18/2/2021), perusahaan juga mengatakan akan terus menahan pembayaran pemegang saham setelah pengiriman pesawatnya turun sepertiga dari volume sebelumnya.
Airbus telah memperingatkan bahwa industri pesawat akan tetap di bawah tekanan pada tahun 2021 ini, di tengah lingkungan yang tidak stabil yang diciptakan oleh pandemik virus corona.
“Masih banyak ketidakpastian untuk industri karena pandemik terus berdampak pada kehidupan, ekonomi, dan masyarakat,” kata Guillaume Faury, kepala eksekutif Airbus saat mengumumkan hasil tahunan Airbus, Kamis.
Ia juga mengatakan berharap prospek perusahaan akan memberikan sejumlah visibilitas dalam lingkungan yang tidak stabil ini.