Presiden Prabowo Subianto meresmikan Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2025). (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Sebagai informasi, total utang kereta cepat mencapai Rp120,38 triliun. Sebesar 75 persen modal proyek itu dibiayai oleh China Development Bank (CDB) dengan bunga 2 persen per tahun.
Total investasi proyek Whoosh mencapai 7,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, target awal hanya 6 miliar dolar AS. Dengan demikian, biaya proyek Whoosh bengkak 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp20,05 triliun (kurs Rp16.707,5 per dolar AS).
Pembayaran cost overrun dirancang dengan skema 60 persen dan 40 persen. Di mana sebesar 60 persen atau 720 juta dolar AS dibayar oleh konsorsium Indonesia, dan 40 persen atau senilai 480 juta dolar AS dibayar konsorsium China.
Pada Selasa, (4/11) kemarin, Presiden Prabowo Subianto mengatakan pemerintah akan membayar utang Whoosh sebesar Rp1,2 triliun per tahun. Meski demikian, Prabowo enggan menjelaskan, dana untuk bayar utang tersebut berasal dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara atau dari APBN.
"Pokoknya gak ada masalah, karena itu kita bayar mungkin Rp1,2 triliun per tahun. tetapi manfaatnya, mengurangi macet, mengurangi polusi, mempercepat perjalanan, ini semua harus dihitung," ujar Prabowo dalam pidatonya saat meresmikan Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta Pusat.