Jokowi Terima Kunjungan Menteri Perdagangan Uni Emirat Arab
Kunjungan itu dalam rangka perundingan IUEA-CEPA
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Negara Urusan Perdagangan Luar Negeri Persatuan Uni Emirat Arab (UAE) Thani bin Ahmed Al Zeyoudi di Istana Merdeka, Jumat (3/9/2021). Kunjungan itu dalam rangka peluncuran Indonesia-UAE Comprehensive Economic Parnertship Agreement (CEPA).
"Tentunya kunjungan ini memberikan nilai strategis dan mencerminkan komitmen kedua negara untuk meningkatkan perdagangan dalam rangka pemulihan ekonomi pasca-pandemi," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan pers secara virtual yang ditayangkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat.
Saat ini, angka perdagangan Indonesia-UEA baru mencapai 2,9 miliar dolar AS. Untuk itu, menurut Retno, Jokowi berharap nilai perdagangan tersebut bisa terus ditingkatkan.
Baca Juga: Indonesia Siap Kerja Sama Bikin Vaksin COVID-19 dengan Uni Emirat Arab
1. Jokowi berharap perundingan IUAE-CEPA rampung dalam setahun
Menlu Retno mengatakan Presiden Jokowi menyampaikan menyambut baik peluncuran perundingan IUAE-CEPA oleh Mendag UEA bersama Menteri Perdagangan Indonesia Muhammad Lutfi. Sebelumnya, kedua mendag sudah melakukan perundingan putaran pertama.
"Presiden mengharapkan agar perundingan ini dapat dilakukan atau dapat diselesaikan kurang dari 1 tahun, sehingga dalam beberapa bulan ke depan akan dapat diperoleh hasil perundingan mencapai progress yang cukup signifikan," jkata Menlu.
Pada peluncuran perundingan putaran pertama, 2 September lalu, Mendag Muhammad Lutfi mengatakan kedua negara berkomitmen perjanjian ekonomi komprehensif itu akan selesai dalam waktu satu tahun sejak diluncurkan atau pada 2022.
Lutfi, inisiatif tersebut akan mencakup akses pasar, aturan untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi, serta kerja sama. “CEPA harus menjadi platform ekonomi yang andal dan inklusif yang akan mengangkat berbagai sektor bisnis dari semua skala, dari perusahaan multinasional hingga usaha kecil dan menengah,” ungkapnya.
Lutfi menyebut tiga hal utama yang menjadikan CEPA penting bagi Indonesia dan UEA. Pertama, ini adalah perundingan pertama Indonesia dengan negara di kawasan Teluk. Sebaliknya, ini juga perundingan pertama bagi UEA dengan mitra dagang di Asia.
Kedua, Indonesia dan UEA merupakan dua kekuatan ekonomi utama yang dapat saling melengkapi, terutama, di masa pandemik. Ketiga, IUEA CEPA tidak kerja sama pemerintah dengan pemerintah (G to G) tetapi juga antarpelaku usaha (B to B) dan masyarakat kedua negara.
Baca Juga: Jokowi Telepon Putra Mahkota UEA, SWF Disuntik Investasi Rp140 Triliun