Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Millennial menentukan wajah Indonesia ke depan. Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2018, dari total populasi Indonesia sebesar 265 juta jiwa, millennial Indonesia atau penduduk berusia 20 sampai 35 tahun berjumlah 63 juta jiwa. Besarnya jumlah penduduk millennial saat ini menjadi tantangan dan peluang bagi Indonesia. Kuncinya adalah memahami perilaku millennial dan mendorong mereka agar menjadi roda penggerak ekonomi Indonesia.
IDN Times meluncurkan Indonesia Millennial Report (IMR) 2019 untuk memotret pola perilaku, sikap, dan minat millennial Indonesia. Salah satunya, tentang konsumsi dan perilaku belanja para millennial.
Berikut ini ulasan lengkap tentang perilaku millenial dalam mengatur keuangan mereka.
1. Millennial hanya menyisihkan 10 persen untuk tabungan
pexels.com/maitree rimthong Setiap bulannya, millennial hanya menyisihkan sedikit dari gaji mereka untuk ditabung. Berdasarkan riset IDN Times yang dirilis dalam acara Indonesia Millennial Summit (IMS) 2019, millennial hanya mengalokasikan 10,7 persen untuk tabungan dari pendapatan rutin mereka.
Jika dibandingkan dengan porsi untuk kebutuhan bulanan, porsi untuk tabungan yang dikeluarkan millennial memang terhitung sedikit. Tak jarang kita mendengar kalimat, "Gak mungkin lagi menabung karena duitnya habis" di generasi ini. Sebagian millennial lainnya masih menyisihkan uang untuk menabung, meski jumlahnya tidak besar.
2. Lebih dari setengah pendapatan mereka habis untuk biaya kebutuhan bulanan
Alokasi terbesar dari pendapatan para millennial--yakni sekitar 51,1 persen-- mereka habiskan untuk kebutuhan bulanan. Belanja bulanan adalah sesuatu yang tak terhindarkan karena berisi pemenuhan kebutuhan yang rutin. Hasil survei menunjukkan, millennial sebenarnya cukup konsumtif menggunakan uang untuk keperluan rutin.
Berdasarkan survei, sebagian besar millennial mengaku gaji mereka habis lebih setengah hanya untuk membayar kebutuhan bulanan ini. Itulah mengapa, mereka sering mengatakan tidak sanggup lagi menabung atau mencicil rumah, mobil, atau benda kebutuhan sekunder.
3. Tetap butuh rasa aman untuk masa depan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Meski cenderung tidak menabung, ternyata millennial tetap memikirkan masa depan. Terbukti, mereka tetap mengalokasikan sekitar 6,8 persen dari pendapatannya untuk biaya asuransi. Alasannya, diperkirakan karena millennial tetap memahami risiko keuangan di masa depan. Sehingga, mereka merasa perlu asuransi untuk menjaga rasa aman mereka.
Pengeluaran mereka yang dialokasikan untuk asuransi itu memang tidak terlalu besar. Porsi yang kurang lebih sama mereka alokasikan untuk kebutuhan internet sekitar 6,8 persen dan telepon sebesar 6 persen. Hal ini wajar, mengingat millennial memiliki tingkat kebutuhan berkomunikasi yang sangat tinggi.
4. Pengeluaran untuk hiburan lebih besar daripada untuk asuransi
Alokasi pengeluaran terbesar ketiga setelah kebutuhan bulanan dan tabungan ialah untuk kebutuhan hiburan, yakni sebesar 8 persen. Jenis hiburan yang paling banyak dikonsumsi para millennial adalah menonton bioskop, makan di restoran, membayar tiket wahana atraksi, dan clubbing.
Millennial menempatkan kebutuhan akan hiburan pada posisi yang cukup tinggi. Meski porsinya lebih kecil daripada porsi untuk menabung, biaya hiburan para millennial masih lebih besar daripada untuk membayar asuransi. Selisihnya terpaut 2 persen.