Defisit Perdagangan, Perekonomian Korea Selatan Mulai Terbebani
Ekspor Korsel naik, tapi impornya naik jauh lebih tinggi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Korea Selatan mengalami defisit perdagangan sebesar 1,71 dolar AS atau 2,12 triliun won pada Mei 2022, berdasarkan data pemerintah setempat pada Rabu (1/6/2022).
Pemerintah Korea Selatan memang sedang berusaha untuk meningkatkan kapasitas ekspor mereka.
Namun, kenaikan harga komoditas utama yang diimpor berdampak pada keseimbangan perdagangan Korea Selatan. Adanya defisit perdagangan yang besar tersebut dikhawatirkan akan mempengaruhi perekonomian dalam negeri.
Baca Juga: Pertama Kali dalam 74 Tahun, Istana Presiden Korsel Buka untuk Umum
1. Korea Selatan sudah mengalami defisit perdagangan dalam dua bulan terakhir
Ini merupakan defisit perdagangan Korea Selatan ketiga pada 2022. Pada April 2022, Seoul mengalami defisit perdagangan lebih besar, yaitu 2,51 dolar AS.
Tren negatif perdagangan ini membuat pemerintah setempat khawatir akan perekonomiannya.
Kenaikan harga komoditas seperti minyak, mineral, dan sejumlah makanan berpengaruh pada ketidakstabilan neraca perdagangan Korea Selatan. Ketidakstabilan geopolitik global diyakini juga turut ambil andil atas kenaikan harga di beberapa komoditas.
Para pengamat ekonomi mengatakan, Korea Selatan bisa saja mengalami defisit perdagangan sepanjang 2022 ini, dilansir The Korea Times. Para pengamat juga menggarisbawahi adanya dampak dari Perang Ukraina-Rusia dan situasi COVID-19 di China.
Baca Juga: Banyak Ahli IT Korut Nyamar Jadi Warga Jepang-Korsel, Ini Imbauan AS
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.