ILO Didesak Advokasikan Pelanggaran HAM Tenaga Kesehatan di Filipina
Filipina akan menaikkan tunjangan perawat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sebuah asosiasi perawat meminta International Labour Organization (ILO) di Filipina untuk memeriksa pelanggaran standar tenaga perawat di negara tersebut. Dugaan pelanggaran terhadap perawat diyakini berlangsung selama pandemi COVID-19.
Dalam sebuah pernyataan, Filipino Nurses United menekankan bahwa standar jam kerja, rasio perawat yang menangani pasien, dan keamanan masa kerja adalah hak dasar perawat yang telah dilanggar oleh Pemerintah Filipina. Asosiasi tersebut tampaknya kecewa tentang perlakukan Pemerintah Filipina selama masa pandemik.
Baca Juga: Dukung Konvensi ILO 190, Stop Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja
Baca Juga: ILO-Kadin Kerja Sama, Bahas K3 dan Pencegahan COVID-19 di Tempat Kerja
1. Rasio perawat terhadap pasien meningkat empat kali lipat di Filipina
Dilansir Philstar, Filipino Nurses United (FNU) mengatakan bahwa kekurangan staf di fasilitas kesehatan memaksa perawat menangani 20 hingga 50 pasien per sif. Bahkan, para perawat di sana bisa bekerja hingga 16 jam tanpa upah lembur.
Rasio perawat terhadap pasien yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Filipina sendiri adalah satu perawat untuk 12 pasien per sif. Selama masa pandemi, rasio tersebut meningkat empat kali lipat di Filipina.
Perawat di rumah sakit swasta dilaporkan dibayar sekitar 12 ribu peso atau Rp3,3 juta per bulan. Jumlah upah ini berbeda dengan mereka yang bekerja di institusi yang dikelola pemerintah yang berhak atas Gaji Tingkat 15 atau lebih dari 35 ribu peso atau sekitar Rp10 juta.
Baca Juga: Dubes RI: Anton Gobay Sudah Coba Beli Senjata 3 Kali dari Filipina
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.