TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Biden Terpilih Jadi Presiden AS, Ini Kabar Baiknya untuk Ekonomi RI

Asyik sinyal perang dagang As-Tiongkok segera berakhir

Presiden Amerika Serikat dari Demokrat dan mantan wakil presiden Joe Biden berbicara dalam sebuah pemberhentian kampanye di Johnstown, Pennsylvania, Amerika Serikat, Rabu (30/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Segar)

Jakarta, IDN Times - Terpilihnya Joe Biden dan Kamala Harris sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS bisa menjadi angin segar untuk Indonesia. Ekonom Core Yusuf Rendy Manilet menyebut kemenangan Biden membuat pelaku pasar optimistis bahwa perang dagang antara AS dan Tiongkok akan berakhir. Hal itu dinilai akan berdampak baik Indonesia.

"Seperti yang kita ketahuin dari apa yang disampaikan Biden, bahwa besar kemungkinan dia akan melakukan negosiasi dagang, dan diyakini negosiasi ini akan mengakhiri perang dagang yang sempat dimulai di era Presiden Trump," katanya kepada IDN Times, Minggu (8/11/2020).

Baca Juga: Reaksi Orang Terkaya dan Taipan Teknologi atas Kemenangan Biden-Harris

1. Tingkat perekonomian Tiongkok akan meningkat dan berimbas pada Indonesia sebagai mitra dagangnya

Ilustrasi bendera Tiongkok (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Jika perang dagang antara AS dan Tiongkok berakhir, menurutnya, berpotensi mendorong kembali tingkat pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

"Jika perekonomian Tiongkok kembali ke jalur pertumbuhan yang tinggi seperti sebelum pandemik di kisaran 6-8 persen, tentu ini akan berdampak positif bagi Indonesia yang merupakan salah satu partner dagang utamanya," ujarnya.

2. Komoditas ekspor unggulan berpotensi untung dan rupiah bisa menguat

Ilustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia mengatakan produk komoditas ekspor unggulan Indonesai seperti batubara dan minyak sawit berpotensi diuntungkan dari hal ini.

Selain itu, terpilihnya Biden juga dinilai dapat mendorong stimulus ekonomi kembali dilakukan dengan quantitative easing. Hal itu berpotensi mendorong masuknya aliran portofolio investasi ke negara berkembang termasuk di Indonesia.

"Masuknya aliran investasi portofolio ke Indonesia berpotensi dan mendorong penguatan nilai tukar rupiah," ujarnya.

Baca Juga: Belum Terima Hasil Pemilu, Trump Anggap Joe Biden Kolusi dengan Media 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya