TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Melemah Dalam Satu Minggu, Saham BNI Masih Prospektif

Investor dapat mengoleksi saham BNI sekarang

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Jakarta IDN Times - Setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga 25 basis poin (bps), harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk terkoreksi.

Berdasarkan data RTI, satu pekan ini, harga saham BNI melemah 4,23 persen

Padahal, sektor perbankan di gadang-gadang akan terkena angin segar setelah BI menurunkan suku bunga acuan. Lalu apa penyebab harga saham salah satu bank buku empat tersebut menurun?

1. Sentimen suku bunga belum berdampak

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, penurunan suku bunga memang belum berdampak untuk BNI, namun ke depan diyakini akan menjadi sentimen positif untuk BNI.

"Dampaknya lebih cepat kalau bank menyesuaikan, tapi biasanya responsnya lambat kalau mau nurunin suku bunga, kalau naikin baru mereka cepat," tuturnya.

2. DMDT gagal bayar utang obligasi, BNI terkena dampak

IDN Times/Auriga Agustina

Selanjutnya ia menjelaskan, faktor utama merosotnya saham BNI karena produsen tekstil terbesar di Indonesia PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) yang tergabung dalam Grup Duniatex dikabarkan berpotensi gagal bayar utang obligasi, sementara ada ratusan miliar kredit dari BNI yang mengalir ke Duniatex.

"Dari Fintech Rating juga telah lebih dulu menurunkan peringkat DMDT dari BB- ke B-", katanya kepada IDN Times, Kamis (25/7).

Sebagai informasi, BNI memiliki eksposure kredit sebesar Rp459 miliar kepada PT Delta Merllin Dunia Textile yang merupakan anak usaha Duniatex Group.

Baca Juga: Tunggu Rilis Tiongkok, Bursa Saham Kawasan Asia Awal Pekan Ini Rontok 

3. Prospek BNI masih prospektif

IDN Times/Auriga Agustina

Kendati demikian, ia menilai prospek perusahaan plat merah ini masih cukup positif kedepan, sebab secara fundamental BNI masih mencatatkan kinerja yang bagus dengan pertumbuhan kredit sebesar Rp549,23 triliun pada semester I 2019 atau tumbuh 20 persen secara year on year (yoy).

"BNI masih prospektif dengan kembali mampu mencatatkan pertumbuhan kredit. Di samping itu juga rasio Non Performing Loan (NPL), masih dibawah rata-rata NPL industri perbankan di 3 persen, sementara NPL BNI 2 persen pada semester-I," tuturnya.

4. Saham BNI ditutup menguat

IDN Times/Auriga Agustina

Memang hari ini, Kamis (25/7) harga saham emiten berkode sandi BBNI itu, ditutup menguat 0,89 persen ke level Rp8.500 per saham.

Asing melakukan transaksi sebesar Rp49,7 juta pada perdagangan hari ini, sementara transaksi dari domestik sebesar Rp246,7 juta.

Baca Juga: Suku Bunga Dipangkas, Ini Saham yang Menarik Diperdagangkan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya