Penjualan Sampoerna Merosot karena Pandemik dan Kenaikan Tarif Cukai
Bos Sampoerna ungkap penjualan terkoreksi 18,2 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk mencatat volume penjualan HM Sampoerna hanya sebanyak 38,5 miliar batang pada semester pertama tahun ini. Angka tersebut menunjukkan koreksi sebesar 18,2 persen secara tahunan dari posisi volume penjualan sebesar 47,1 miliar batang pada periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis, menyatakan hal itu disebabkan pandemik COVID-19 dan kenaikan tarif cukai rata-rata 24 persen.
" Untuk industri rokok, kenaikan tarif cukai rata-rata 24 persen dan harga jual eceran sebesar 46 persen, yang berlaku pada 2020 serta pandemi COVID-19 menjadi dua faktor utama yang memberikan dampak signifikan pada kinerja industri ini yang telah menyebabkan penurunan volume penjualan hingga dua digit,” katanya, secara virtual Jumat (18/9/2020).
Baca Juga: Tinggal di Sekitar Pabrik Sampoerna, 188 Warga Reaktif Rapid Test
1. Total pangsa pasar HMSP turun 3,1 persen
Selain itu, total pangsa pasar emiten berkode HMSP tersebut juga turun 3,1 persen menjadi 29,3 persen pada semester I 2020. Sementara penurunan volume penjualan HMSP juga terefleksi dari penjualan industri rokok yang terkoreksi sebesar 15 persen.
Adapun sepanjang 2019, pangsa pasar Sigaret Kretek Tangan (SKT) Sampoerna, dengan merk Dji Sam Soe dan Sampoerna Kretek, tercatat sebesar 36,3 persen. Sedangkan pangsa pasar Sigaret Putih Mesin (SPM), dengan produk utamanya Marlboro dan Philip Morris Indonesia (PMID), memiliki pangsa pasar 57,2 persen. Lalu Rokok Kretek Mesin (SKM) memiliki pangsa pasar 29,6 persen.
Baca Juga: 5 Juta Tenaga Kerja Terdampak, Kenaikan Cukai 2021 Tentukan Nasib IHT